KONTEKS.CO.ID - Koalisi Sipil Masyarakat Anti Korupsi hari ini, Senin 10 Maret 2025, menyambangi Gedung KPK di Jakarta Selatan. Ada empat kasus yang mereka laporkan terkait dugaan kasus korupsi yang melibatkan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah.
Saat melaporkan Jampidsus Febrie Adriansyah, Ronald Loblobly didampingi Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dan Koordinator TPDI Petrus Selestinus.
Salah satunya, perkara dugaan upaya penyembunyian atau penyamaran uang yang didapat hasil kejahatan rujukan kewenangan dan/atau tindak pidana korupsi atau tindak pidana pencuian uang (TPPU).
Dalam dokumen Koalisi, ada perusahaan yang diduga sahamnya dimiliki oleh dua anak Jampidsus.
“Koalisi Sipil Masyarakat Anti Korupsi menduga Jampidsus Febrie menggunakan sejumlah gatekeeper, yaitu Don Ritto dan Nurman Herin. Keduanya adalah Keluarga Besar Alumni Universitas Jambi,” kata Koordinator Koalisi Sipil Selamatkan Tambang (KSST) Ronald Loblobly seusai melaporkan perkara ini ke KPK, Senin 10 Maret 2025. Saat melaporkan Jampidsus Febrie Adriansyah, Ronald Loblobly didampingi Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dan Koordinator TPDI Petrus Selestinus.
Bersama Febrie Adriansyah, lanjut Ronald, Don Rittlo dan Nurman Herin menjabat sebagai Dewan Pembina dan Dewan Kehormatan alumni Universitas Jambi. Dua nama lainnya adalah Jeffri Ardiatma dan Rangga Cipta.
Para gatekeeper ini membangun PT Kantor Omzet Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penukaran valuta asing, broker dan dealer valas.
Lalu ada PT Hutama Indo Tara yang bergerak di bidang Perdagangan Besar Atas Dasar Balas Jasa (Biaya) dan Perdagangan Besar Bahan Bakar Padat Cair dan Gas serta Produk YBDI.
Baca Juga: Suasana Terkini Rumah Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil setelah Digeledah KPK
Perusahaan beralamat di Treasury Tower Lantai 03 Unit AN Distrik 8 Lot 28 SCBD Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53, Jakarta Selatan.
Nah di dalam perusahaan itu terdapat nama Kheysan Farrandie, putra Febrie Adriansyah.
Lalu ada PT Declan Kulinari Nusantara yang bergerak di bidang kuliner dengan membuka tiga restoran Prancis. Salah satunya bernama Gontran Cherrier di Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, lokasi di mana Febrie Adriansyah dikuntit Densus 88.
Baca Juga: KPK Geledah Rumah Ridwan Kamil Terkait Kasus Bank bjb
Mereka juga mendirikan PT Prima Niaga Intiselaras, tercatat memiliki rekening pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Pondok Indah Nomor: 101-00-1266824-8. Pada bulan Februari 2024 terdapat uang senilai Rp26.418.261.063,79 di rekening tersebut.
Selanjutnya, PT Aga Mitra Perkasa yang bergerak di bidang industri minyak mentah kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan industri minyak mentah inti kelapa awit (Crude Palm Kernel Oil/CPKO).
Ada pula PT Sebambam Mega Energy, di mana terdapat nama Agustinus Antonius, mantan Direktur Perencanaan dan Perkebunan Kelapa Sawit Kementerian Keuangan.
Baca Juga: Kapolres Ngada Kepergok Bikin Konten Libatkan Anak di Bawah Umur dan Kirim ke Situs Dewasa, Dilaporkan Australia ke Pemerintah RI
Pada tanggal 1 April 2024, berdasarkan Akte Nomor 02 yang diterbitkan Notaris Delny Teoberto SH, M.Kn di Kota Bekasi, terjadi perubahan pada PT Hutama Indo Tara, dengan masuknya Aga Adrian Haitara, putra pertama Febrie Adriansyah. Aga sendiri bekerja sebagai Sales Brand Manager di PT Pertamina Patra Niaga Cirebon, Jawa Barat.
Ia masuk ke dalam persero sebagai pemegang 200 lembar saham.
Terdapat fakta, berdasarkan akte nomor 01 yang diterbitkan Notaris Delny Teoberto SH, M.Kn di Kota Bekasi tertanggal 12 Nopember 2021, berdiri PT Blok Bulungan Bara Utama memiliki IUP OPK yang terdaftar pada system MODI Ditjen Minerba, duduk sebagai Direktur Jeffri Ardiatma (2.500 lembar saham) dan Rangga Cipta sebagai Komisaris (2.500 lembar saham), yang bergerak dalam bidang perdagangan batubara.
Baca Juga: Pratinjau Semen Padang Vs Persib, Delapan Pemain Inti Absen, Tekanan Membesar
Perusahan terhubung dengan perusahaan-perusahaan lain antara PT Andika Yoga Pratama – Jambi, CV Perintis Bara Bersaudara, PT Saudagar Nikel Nusantara, dan PT Raja Kutai Baru Makmur milik Mayapada Group yang pernah diperiksa penyidik Pidsus Kejagung terkait kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya.
Pada tahun 2022, PT. Blok Bulungan Bara Utama memiliki peredaran usaha senilai Rp122 miliar. Jeffri Ardiatma dan Rangga Cipta diduga merupakan nominee dan/atau gatekeeper yang ditunjuk Febrie Adransyah, untuk kepentingan pengamanan hasil tindak pidana korupsi dan/atau TPPU yang antara lain dialirkan kepada Nurman Herin. Alirannya total sebesar Rp19 miliar dari PT Blok Bulungan Bara Utama, dengan disamarkan sebagai pinjaman.
Jeffri Ardiatma bersama-sama Ryanda Rachmadi, Purnawan Hardiyanto, dan Helmi membangun pula PT Nukkuwatu Lintas Nusantara, yang bergerak di bidang perdagangan batubara. Pada tahun 2021 memiliki peredaran usaha senilai Rp99 miliar dan pada tahun 2022 naik dua kali lipat mencapai Rp180 miliar. ***
Artikel Terkait
Penjelasan Jampidsus Febrie Dituding Korupsi di Lelang Aset Jiwasraya
Koalisi Sipil Masyarakat Anti Korupsi Laporkan 4 Kasus Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah ke KPK, Ini Data Lengkapnya
Koalisi Sipil Masyarakat Anti Korupsi Sebut Jampidsus Febrie Adriansyah Berantas Korupsi Sembari Korupsi
Menguak Peran Jampidsus Febrie Adriansyah di Lelang Murah Saham Jiwasraya
Di kasus Suap Ronald Tannur, Koalisi Sipil Masyarakat Anti Korupsi Sebut Jampidsus Febrie Diansyah Beri Celah Vonis Bebas Zarof Ricar