“Air bukan sekadar kebutuhan dasar, tetapi hak warga yang harus dipenuhi. Transformasi layanan PAM JAYA dilakukan secara menyeluruh, mulai dari digitalisasi pengaduan, pengembangan jaringan distribusi, hingga edukasi publik,” ungkap Syahrul.
Ia menambahkan bahwa pendekatan yang inklusif dan partisipatif menjadi dasar strategi pelayanan PAM JAYA ke depan.
Sementara itu, Fauzan Luthsa menyoroti pentingnya tata kelola air yang profesional dan transparan, agar kepercayaan publik terhadap BUMD seperti PAM JAYA terus meningkat.
“PAM JAYA ini punya peran vital dalam rantai ekonomi kota. Bila layanannya efisien dan akuntabel, maka dampaknya bukan hanya pada kesehatan warga, tetapi juga stabilitas sosial dan investasi jangka panjang,” jelas Fauzan.
Baca Juga: INABUYER B2B2G Expo 2025 Perbesar Belanja Produk UMKM, Nilai Potensi Kerja Sama Capai Rp2,1 Triliun
Diskusi ini mempertegas pentingnya tata kelola air yang transparan, responsif, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat, terutama di tengah tantangan pembangunan perkotaan yang kompleks.***