metro

Dari Sekretaris Kabinet ke Gubernur Jakarta, Inilah Perjalanan Tak Terduga Pramono Anung

Rabu, 25 Juni 2025 | 20:50 WIB
Dari Sekretaris Kabinet ke Gubernur Jakarta: Perjalanan Tak Terduga Pramono Anung (Youtube/pandjiPragiwaksono)

 

KONTEKS.CO.ID - Dalam podcast terbaru bersama Pandji Pragiwaksono, Pramono Anung secara blak-blakan membagikan kisah transformasionalnya dari posisi Sekretaris Kabinet menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Ia menyebut masa transisinya sebagai “skakmat” dalam hidupnya, karena perubahan ritme kerja dan tanggung jawab yang begitu drastis.

Sebagai Sekretaris Kabinet, Pramono mengaku telah terbiasa bekerja di balik layar. Tugasnya kala itu lebih banyak mempersiapkan keputusan yang kemudian dieksekusi oleh Presiden. “Saya sudah siap pensiun, karena ritmenya itu lebih teratur. Tapi begitu jadi Gubernur, semuanya berubah total,” ungkapnya, mengutip Rabu 25 Juni 2025.

Baca Juga: Tips Cetak Atlet Juara Bulu Tangkis Indonesia dari Ahsan, Pesan dari Legenda

Perubahan paling besar, kata Pramono, adalah eksposur yang langsung ke publik. Dari sosok yang bekerja di belakang panggung, kini ia harus berada di garis depan, mengambil keputusan sendiri dan langsung bertanggung jawab atas pelaksanaannya.

“Tapi saya bersyukur, karena pengalaman saya sebagai Ketua Dewan Mahasiswa ITB dan aktivis membuat saya cukup terbiasa menghadapi tekanan,” lanjutnya.

Meskipun berada di kompetitor politik yang sudah sejak awal menargetkan kursi Gubernur, Pramono sendiri mengaku awalnya tidak memiliki niatan untuk maju.

“Saya tidak punya arah ke sana. Tapi kemudian saya melihat ketimpangan di Jakarta antara yang kaya dan miskin. Itu jadi titik balik,” kata dia dengan tegas.

Baca Juga: Fajar Alfian Yakin Kebangkitan Prestasi Ganda Putra Indonesia Tinggal Tunggu Waktu

Salah satu fokus utamanya sebagai Gubernur adalah memberikan keadilan dalam pendidikan. Ia menyoroti pentingnya memberikan kesempatan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu di Jakarta.

Program unggulannya, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJB), membuka akses pendidikan tinggi, bahkan hingga jenjang S3.

Tak hanya itu, Pramono juga menginisiasi program penebusan ijazah bagi siswa yang tertahan karena kendala biaya sebanyak 6.652 ijazah berhasil ditebus.

“Kalau mau mengubah Jakarta, kuncinya adalah pendidikan,” ujarnya.

Baca Juga: Cium Ada Cuan, Danantara Suntik Dana Rp26 Triliun untuk Hidupkan Ribuan Tambak di Pantura

Halaman:

Tags

Terkini