• Minggu, 21 Desember 2025

Warga Jakarta Bersiaplah, Gubernur Pramono: Tarif Parkir Naik, ERP Tunggu Izin Pemerintah Pusat

Photo Author
- Selasa, 17 Juni 2025 | 14:37 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung akan membuat kebijakan tarif parkir naik dan menerapkan ERP di Ibu Kota. (Pemprov DKI Jakarta)
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung akan membuat kebijakan tarif parkir naik dan menerapkan ERP di Ibu Kota. (Pemprov DKI Jakarta)


KONTEKS.CO.ID - Pengeluaran warga Jakarta dan sekitarnya dipastikan akan segera meningkay. Hal itu sejalan dengan rencana Gubernur Pramono Anung membuat kebijakan tarif parkir naik di Ibu Kota.

Selain itu, Gubernur Jakarta juga tengah menunggu izin dari pemerintah pusat guna melaksanakan regulasi jalan berbayar elektronik alias Electronic Road Pricing (ERP). 

Terkait penerapan ERP, pelaksanaannya sudah bertahun-tahun tertunda. Padahal perangkat kerasnya sudah tersedia. 

Baca Juga: Presiden Trump Desak 10 Juta Penduduk Teheran Mengungsi, Sinyal Serangan Besar-besaran AS dan Israel

Transportasi Umum di Jakarta Gratis!

Pemprov Jakarta nanti akan menggunakan pendapatan dari parkir dan ERP untuk dialokasikan sebagai subsidi transportasi gratis di Jakarta bagi 15 golongan. 

"Bagaimana caranya kami memberikan subsidi? Maka kami pastikan parkir akan saya naikkan. Kedua, kalau sudah mendapatkan izin dari pemerintah pusat, ERP akan dijalankan. Jadi, orang mau bawa mobil monggo-monggo saja tapi bayar (parkir naik)," ungkap Pramono Anung saat mengikuti Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU) di Jakarta, Selasa 17 Juni 2025. 

Menurut dia, hasil dari ERP digunakan untuk memberikan subsidi kepada warga luar Jakarta yang menumpang transportasi umum sehingga menciptakan keadilan. 

Baca Juga: Keempat Kali, Iran Tembak Jatuh Jet Tempur Siluman F-35 Israel

"Bagi warga yang mau naik transportasi publik 15 golongan, baik Jakarta, di luar Jakarta, semuanya gratis. Dan dari mana kemudian subsidi untuk masyarakat di luar Jakarta? Itu tadi (pendapatan) ERP sepenuhnya digunakan untuk memberikan subsidi bagi warga di luar Jakarta," paparnya. 

Saat pagi, sebut Gubernur Jakarta, ada 4 juta hingga 4,5 juta orang masuk ke Jakarta dari berbagai wilayah penyangga. 

"Kenapa itu Pemprov lakukan? Karena kemancetan di Jakarta itu adalah pagi hari ketika kurang lebih 4-4,5 juta orang masuk ke Jakarta. Lalu sore hari saat mereka kembali ke rumahnya masing-masing," paparnya. 

Baca Juga: Skenario Terburuk Persiapan Indonesia Menjadi Tuan Rumah Piala Sudirman dan Piala Thomas-Uber

"Dan ini sudah tidak bisa ditolak lagi. Karena mereka rata-rata memang bekerja di Jakarta, Sehingga itulah yang kemudian yang akan kami atur," kata Pramono.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X