• Senin, 22 Desember 2025

Ilmuwan Ungkap Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Atmosfer Ibu Kota Sudah Tercemar!

Photo Author
- Jumat, 17 Oktober 2025 | 19:44 WIB
Tampak langit mendung di atas Jakarta. Ilmuwan sebut air hujan yang turun di Ibu Kota mengandung mikroplastik. (Foto: BRIN)
Tampak langit mendung di atas Jakarta. Ilmuwan sebut air hujan yang turun di Ibu Kota mengandung mikroplastik. (Foto: BRIN)

Temuan ini menimbulkan kekhawatiran karena partikel mikroplastik berukuran sangat kecil, bahkan lebih halus dari debu biasa. Sehingga dapat terhirup manusia atau masuk ke tubuh melalui air dan makanan.

Plastik juga mengandung bahan aditif beracun seperti ftalat, bisfenol A (BPA), dan logam berat yang dapat lepas ke lingkungan ketika terurai menjadi partikel mikro atau nano. Di udara, partikel ini juga bisa mengikat polutan lain seperti hidrokarbon aromatik dari asap kendaraan.

Baca Juga: Motif Andre Rosiade Tuding Dua ’S’ Sok Berkuasa di Timnas Indonesia, Bukti Ikut Dipajang

“Yang beracun bukan air hujannya, tapi partikel mikroplastik di dalamnya karena mengandung bahan kimia aditif atau menyerap polutan lain,” ujar Reza.

Meski penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan, studi global menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat menimbulkan dampak kesehatan serius. Misalnya, stres oksidatif, gangguan hormon, hingga kerusakan jaringan.

Dari sisi lingkungan, air hujan bermikroplastik berpotensi mencemari sumber air permukaan dan laut, yang akhirnya masuk ke rantai makanan.

Reza mengutarakan, gaya hidup urban modern menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya mikroplastik di atmosfer. Dengan populasi lebih dari 10 juta jiwa dan kendaraan mencapai 20 juta unit, Jakarta menghasilkan limbah plastik dalam jumlah besar setiap hari.

Baca Juga: Pemilik Toko Dipenjara karena Mempekerjakan Pekerja Ilegal Asal Indonesia di Hong Kong

“Sampah plastik sekali pakai masih banyak, dan pengelolaannya belum ideal. Sebagian dibakar terbuka atau terbawa air hujan ke sungai,” tambahnya.

Solusi Mengatasi Pencemaran Udara

Untuk mengatasi masalah ini, BRIN merekomendasikan langkah konkret lintas sektor. Pertama, memperkuat riset dan pemantauan kualitas udara dan air hujan secara rutin di kota-kota besar.

Kedua, memperbaiki pengelolaan limbah plastik di hulu, termasuk pengurangan plastik sekali pakai dan peningkatan fasilitas daur ulang.

Ketiga, mendorong industri tekstil agar menerapkan sistem filtrasi pada mesin cuci guna menahan pelepasan serat sintetis.

Baca Juga: Kelompok Pengawas AS Kritik Percakapan Trump dan Prabowo Soal Pertemuan dengan Eric

Selain itu, edukasi publik menjadi kunci penting. Reza mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik, memilah sampah, dan tak lagi membakar limbah sembarangan. “Kesadaran masyarakat bisa menekan polusi mikroplastik secara signifikan,” imbuhnya.

Menurutnya, hujan yang kini mengandung partikel plastik adalah refleksi dari perilaku manusia terhadap Bumi. “Langit Jakarta sebenarnya sedang memantulkan perilaku manusia di bawahnya. Plastik yang kita buang sembarangan, asap yang kita biarkan mengepul, sampah yang kita bakar karena malas memilah semuanya kembali pada kita dalam bentuk yang lebih halus, lebih senyap, tapi jauh lebih berbahaya,” pungkas Reza. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X