• Senin, 22 Desember 2025

Mengerikan, Peneliti BRIN Ungkap Ragam Mikroplastik Cemari Sungai Citarum

Photo Author
- Sabtu, 16 September 2023 | 09:33 WIB
Peneliti Kelompok Riset Ekotoksikologi Perairan Darat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indra Setiadi Hermana, mengungkap Sungai Citarum tercemar mikroplastik. Foto: BRIN
Peneliti Kelompok Riset Ekotoksikologi Perairan Darat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indra Setiadi Hermana, mengungkap Sungai Citarum tercemar mikroplastik. Foto: BRIN

KONTEKS.CO.ID - Sungai Citarum tercemar mikroplastik. Ya, sungai terpanjang di Jawa Barat nini sudah tercemar dengan beragam limbah mikroplastik yang terhasilkan oleh rumah tangga dan industri.

Ini hasil temuan dari penelitian dari peneliti Kelompok Riset Ekotoksikologi Perairan Darat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indra Setiadi Hermana.

Dia mengatakan, sungai dan manusia menjadi suatu ekosistem yang saling mendukung dan membutuhkan. Namun seiring jumlah populasi manusia yang terus meningkat di sepanjang aliran sungai dan kesadaran lingkungan yang rendah, maka pencemaran sungai semakin bertambah.

Inilah yang terjadi pada Sungai Citarum, Jawa Barat. Sungai Citarum tercemar mikroplastik akibat tidak optimalnya penerapan pengelolaan sampah, seperti pengangkutan sampah yang tidak dilakukan setiap hari. Lalu kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah dan rendahnya kepedulian masyarakat di sekitar Sungai Citarum.

Sungai Citarum mempunyai panjang sekitar 297 km. Secara topologi terbagi tiga segmen yaitu Citarum bagian hulu, Citarum bagian tengah serta Citarum bagian hilir.

Pada Sungai Citarum bagian tengah masih jarang sekali penelitian tentang mikroplastik. Pada Sungai Citarum diketahui bersama terjadi pencemaran plastik dengan masuk plastik ke Citarum menurut Hariyadi et al. (2022) sekitar 1000 kg per jam.

"Penelitian bertujuan mengidentifikasi karakteristik dari bentuk dan ukuran. Kemudian identifikasi polimer dan kelimpahan mikroplastik pada air, sedimen dan saluran pencemaran ikan sapu-sapu di Sungai Citarum bagian tengah," papar Indra saat webinar Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) ke-38, baru-baru ini.

Penelitian Sungai Citarum Tercemar Mikroplastik


BRIN mengambil sampel pada Februari-April 2022 pada saat musim penghujan di tiga stasiun. Yaitu, stasiun pertama: Wadas, Teluk Jambe Raya perwakilan industri.

Stasiun dua: Pasir Panggang, Teluk Jambe Timur perwakilan pemukiman padat penduduk. Terakhir stasiun ketiga: Sumedangan, Teluk Jambe Timur perwakilan wilayah pertanian.

"Pengukuran data di lapangan dengan pengambilan arus air, lebar badan sungai, kedalaman, suhu, ph dan DO. Pengambilan sampel pada air kami menggunakan plankton net yang sudah termodifikasi menggunakan bukaan mulut menggunakan saringan 5 mm," katanya.

"Kami juga mengambil sampel sedimen menggunakan sedimen core tube 2 inchi. Sedangkan sampel ikan sapu-sapu terperoleh dari tangkapan nelayan setempat," tamabhanya.

Indra juga mengungkapkan, tertemukan jenis mikroplastik berupa pelet, film, fiber dan fragmen, dengan kelimpahan di air sebesar 102 partikel per meter kubik. Serta kelimpahan di sedimen sebanyak 602 partikel per kilogram, kelimpahan pada saluran pencernaan ikan sapu-sapu sekitar 90 partikel per individu dengan ukuran rata-rata yang mendominasi pada air sedimen dan saluran pencernaan kurang dari 0,3 mm.

Adapun jenis polimer yang ditemukan antara lain acrylonitrile butadiene styrene, cellulose acetate, ethylene vinyl acetate, polyamides, polyethylene. Lalu low density polyethylene, high density polyethylene, ethylene vinyl acetate, polystyrene, polypropylane, polyvinyl chloride dan polyethylene terephthalate.

Pencemaran mikroplastik terjadi di daerah industri dan pemukiman, daerah pertanian tidak berbeda secara signifikan. Indra berharap pentingnya mengatasi masalah mikroplastik dari sumbernya baik primer maupun sekunder.

Pentingnya Pengelolaan DAS Citarum


Ia juga menilai pentingnya pengelolaan DAS Citarum secara menyeluruh. Perlu adanya kolaborasi aktif pengelolaan DAS Citarum antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, LSM, dan para ahli untuk mencapai pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Ini demi upaya mengurangi pencemaran mikroplastik di Sungai Citarum.

Perlu Anda ketahui, mikroplastik mempunyai ukuran kurang dari 5 mm dengan batas ukuran bawah mikroplastik tidak ditentukan. Namun pada umumnya menggunakan ukuran 0,33 mm.

Kontaminasi mikroplastik di lingkungan ditingkatkan dengan faktor antropogenik berupa pusat-pusat kota, industri, pertanian, dan pemukiman penduduk. Mikroplastik masuk ke sungai melalui limpasan angin, limpasan hujan, melalui saluran drainase dan degradasi sampah plastik in situ.

Dia menambahkan, mikroplastik berdasarkan sumbernya terbagi menajdi dua yaitu primer dan sekunder. Primer berupa pelet resin yang biasa tergunakan sebagai tambahan produk perawatan diri seperti sabun pembersih muka.

Sedangkan untuk mikroplastik sekunder antara lain plastik-plastik yang besar dari sumber rumah tangga, maupun sumber lainnya yang terdegradasi dan terurai melalui radiasi UV, degradasi biologis, dan abrasi fisik menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Terkini

X