Kenali 4 Kebiasaan Makan yang Bisa Menyebabkan Resistensi Antibiotik

Produk dengan label ini berasal dari hewan yang dibesarkan tanpa paparan antibiotik rutin, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Bjorka is Back, Sebut Data Nasabah Bank BCA Dijual di Dark Forums: Nama, Nomor Rekening, Jumlah Saldo

3. Makan Makanan Mentah atau Setengah Matang

Daging, makanan laut, susu, atau telur yang dikonsumsi dalam keadaan mentah atau setengah matang berisiko mengandung bakteri berbahaya seperti Salmonella, E. coli, dan Campylobacter.

Beberapa jenis bakteri ini sudah mengembangkan resistensi terhadap antibiotik, sehingga infeksi yang disebabkan olehnya sulit diobati.

Cara Menghindarinya:

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Langsung Mandi Setelah Olahraga Bisa Menyebabkan Panu?

Masak daging dan makanan laut hingga matang sempurna.

Konsumsi susu yang telah melalui proses pasteurisasi.

Cuci tangan dan alat masak dengan bersih setelah menangani bahan makanan mentah.

4. Mengonsumsi Sayur dan Buah yang Tidak Dicuci dengan Baik

Baca Juga: Spoiler dan Link Nonton Study Group Episode 6: Ga Min Berhasil Selamatkan Lee Joon?

Sayuran dan buah-buahan yang terkontaminasi bakteri dari tanah atau air yang mengandung antibiotik juga bisa menjadi sumber resistensi antibiotik.

Pestisida atau pupuk yang digunakan dalam pertanian terkadang mengandung antibiotik yang dapat mempengaruhi bakteri dalam tanah dan akhirnya masuk ke rantai makanan manusia.

Solusi: Cuci buah dan sayuran dengan air mengalir sebelum dikonsumsi.

Baca Juga: Yuk Nonton Study Group Episode 5 Sub Indo: Ga Min Berkelahi di SMA Manik

Pilih produk organik yang lebih minim penggunaan bahan kimia sintetis.

Resistensi antibiotik adalah masalah serius yang bisa dipicu oleh kebiasaan makan yang kurang sehat.

Mengurangi konsumsi makanan olahan, memilih daging tanpa antibiotik, memasak makanan dengan benar, dan mencuci bahan makanan dengan baik adalah langkah-langkah penting untuk mencegah penyebaran bakteri resisten.

Dengan perubahan sederhana dalam pola makan, kita dapat berkontribusi dalam mengurangi risiko resistensi antibiotik dan menjaga kesehatan tubuh di masa depan.***