• Minggu, 21 Desember 2025

Benarkah Tato Bisa Meningkatkan Risiko Kanker? Ini Faktanya!

Photo Author
- Kamis, 6 Februari 2025 | 23:00 WIB
Benarkah Tato Bisa Meningkatkan Risiko Kanker? Ini Faktanya!
Benarkah Tato Bisa Meningkatkan Risiko Kanker? Ini Faktanya!

KONTEKS.CO.ID - Tato telah menjadi bagian dari seni tubuh yang semakin populer di berbagai kalangan.

Selain sebagai bentuk ekspresi diri, banyak orang memilih tato untuk mengenang momen tertentu dalam hidup mereka.

Namun, di balik keindahan dan maknanya, tato juga memiliki beberapa efek samping yang patut diperhatikan, seperti reaksi alergi, infeksi kulit, dan jaringan parut.

Baca Juga: Ada Vape di Foto Eunchae LE SSERAFIM, Warganet Heboh: Itu Pilihannya

Lebih dari itu, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa tato dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker kulit.

Apakah anggapan ini benar? Mari kita kupas lebih dalam!

Apa Saja Risiko Kesehatan dari Tato?

Sebelum membahas kaitannya dengan kanker, penting untuk memahami bahwa tato memiliki beberapa risiko kesehatan, terutama jika dilakukan di tempat yang tidak higienis atau dengan tinta yang tidak terstandarisasi.

Baca Juga: Berikut Ini Panduan Daftar FB Pro alias Mode Profesional, Cara Mudah Tenar dalam Sekejap

Beberapa efek samping yang umum terjadi meliputi:

Infeksi kulit akibat jarum yang tidak steril atau perawatan pasca-tato yang kurang baik.

Reaksi alergi, terutama terhadap tinta merah, hijau, kuning, dan biru.

Jaringan parut atau keloid akibat reaksi tubuh terhadap jarum dan tinta.

Baca Juga: Zaman Serba-Digital, Kini BPKB Mobil Baru Berwujud Elektronik

Tato dan Kanker: Mitos atau Fakta?

Sejumlah penelitian telah berusaha mengungkap hubungan antara tato dan risiko kanker.

Dalam tinjauan pustaka yang diterbitkan dalam jurnal Aesthetic Plastic Surgery tahun 2018, ditemukan 64 kasus kanker kulit yang dikaitkan dengan tato, termasuk:

Karsinoma sel basal
Karsinoma sel skuamosa
Melanoma ganas

Baca Juga: Demam Remake! Ini 6 Drama & Film Korea yang Sukses Dibuat Versi Indonesia

Lebih lanjut, studi ini mengungkap bahwa 58% kasus tersebut terkait dengan tinta hitam dan biru, sementara 34% lainnya berhubungan dengan tinta merah.

Tinta tato diketahui mengandung nanopartikel mikroskopis yang dapat menembus lapisan kulit dan mengalir melalui aliran darah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X