• Minggu, 21 Desember 2025

Autoimun Makin Marak: Kenapa Perempuan Jadi Lebih Berisiko?

Photo Author
- Kamis, 11 Desember 2025 | 15:01 WIB
Perempuan usia produktif tercatat punya risiko lebih tinggi kena autoimun. (Freepik/Benzoix)
Perempuan usia produktif tercatat punya risiko lebih tinggi kena autoimun. (Freepik/Benzoix)

 

KONTEKS.CO.ID -  Penyakit autoimun lagi jadi sorotan global, dan angkanya terus naik. Di Indonesia, Kemenkes memperkirakan lebih dari 2,5 juta orang hidup dengan kondisi ini.

Autoimun terjadi ketika sistem imun yang seharusnya jadi “bodyguard” malah balik menyerang sel sehat.

Saat ini, lebih dari 100 jenis autoimun sudah teridentifikasi mulai dari yang menyerang organ tertentu sampai yang berdampak pada seluruh tubuh, seperti kulit, sendi, paru-paru, usus, saraf, hingga tiroid.

Baca Juga: Day KCA Awards ke 30: Siapa Saja Pemenang Terfavorit Tahun Ini?

Faktor Risiko Autoimun: Kok Bisa Terjadi?

Autoimun tidak muncul secara tiba-tiba. Kombinasi genetik, lingkungan, stres berkepanjangan, hormon tidak seimbang, sampai paparan polusi atau zat kimia, semuanya bisa memicu.

Perempuan usia produktif tercatat punya risiko lebih tinggi, terutama jika ada riwayat keluarga.

“Faktor hormonal dan biologis punya peran besar,” jelas dr. Syahrizal, Sp.PD, Subsp.A.I (K), D.

Baca Juga: Dear X Tamat: 4 Momen Paling Dramatis dan Mengejutkan yang Bikin Pemirsa Terpesona di Episode Terakhir

Gejala yang Sering Dianggap Sepele

Setiap orang bisa punya gejala berbeda, tapi beberapa tanda paling umum antara lain:

  • Kelelahan ekstrem,
  • Nyeri atau bengkak sendi,
  • Ruam atau kulit sensitif terhadap matahari,
  • Gangguan pencernaan berulang,
  • Demam tanpa sebab jelas.

Banyak yang telat menyadari. dr. Syahrizal mengingatkan, “Kalau keluhan muncul terus-menerus, segera konsultasi. Diagnosis dini sangat menentukan keberhasilan terapi.”

Baca Juga: Digilas Indonesia 0-3 di Final SEA Games 2025, Tim Malaysia Disindir Media Sendiri dengan Judul Pedas

Kenapa Perempuan Lebih Rentan?

Data Global Autoimmune Institute menunjukkan 78% pasien autoimun adalah perempuan.

Hal ini berkaitan dengan kromosom X tambahan, fluktuasi estrogen, dan respons imun yang cenderung lebih aktif.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X