1. Tidak Bergantung pada Validasi Eksternal
Mereka yang jarang posting biasanya sudah paham siapa diri mereka tanpa harus menunggu reaksi publik.
Tidak ada keharusan menyesuaikan citra atau mengejar pengakuan. Validasi mereka datang dari dalam, bukan dari jumlah like.
2. Sadar Akan Risiko Mengekspos Kehidupan Pribadi
Setiap unggahan menyimpan jejak emosi, lingkungan, hingga hubungan personal.
Baca Juga: An Se Young Panen Rp12,6 M dari 10 Gelar BWF 2025, Tapi Pendapatannya Kalah Jauh dari Atlet Tenis
Semakin banyak dibuka ke publik, semakin besar peluang muncul asumsi dan interpretasi yang sulit dikendalikan.
Mereka yang memilih jarang posting ingin menghindari itu.
3. Menjaga Batasan dari Kebisingan Digital
Media sosial bisa memicu kecanduan dopamin lewat like dan komentar.
Mereka yang jarang posting sadar akan jebakan ini dan memilih melindungi energi emosionalnya. Ruang tenang menjadi prioritas.
Baca Juga: Dewi Astutik: Jejak Gembong Narkoba Global dari Indonesia ke Brasil hingga Hubungan Asmara Misterius
4. Menghargai Pengalaman, Bukan Hanya Dokumentasi
Alih-alih sibuk “memberi makan kamera”, mereka lebih memilih hadir sepenuhnya dalam momen.
Pengalaman pun terasa lebih utuh dan membekas.
Artikel Terkait
Setelah Hengkang dari PDIP, Maruarar Sirait Posting Foto dengan Jokowi
Komedian Babe Cabita Meninggal Dunia pada 9 April 2024: 1 Maret Posting Permintaan Maaf
Viral All Eyes On Rafah! ini Deretan Selebriti Global yang Posting Mendukung Palestina, Ada Dua Lipa Hingga Bella Hadid
Posting Kalimat Ini, 20 Jam Sebelum Marissa Haque Meninggal Dunia: Pagiku Happy....
Kepala BGN Minta Mitra Posting Video Proses Memasak untuk Mengontrol Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis
Justin Hubner Minta Maaf Usai Posting Sindiran, Emosi Tak Main Lawan Arab Saudi