Hyena Tutul Muncul setelah Ribuan Tahun, Tertangkap Lalu Dibunuh

Untuk menguji dugaan tersebut, tim peneliti memakai indeks vegetasi NDVI guna mengukur curah hujan dan kondisi penggembalaan.

Baca Juga: Albi Dwizky: Film 'Sampai Titik Terakhirmu', Kapsul Waktu Kenangan Terindah

Data NDVI diperoleh dari citra satelit Landsat 5 dan 7 sejak 1984 hingga 2022.

Analisis itu memperlihatkan rentang kekeringan yang panjang dengan selingan periode basah singkat.

Dalam lima tahun terakhir, nilai NDVI di wilayah tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dua dekade sebelumnya.

Baca Juga: Perhimpunan Rumah Sakit Bicara Penghapusan Rujukan buat Pasien BPJS

Hal itu mengindikasikan pertumbuhan tanaman yang lebih baik dan potensi ketersediaan mangsa yang mendorong hyena bergerak lebih jauh.

“Nampaknya lingkungan di koridor itu kini lebih mudah dilalui, semacam ‘jalur cepat’ yang memungkinkan hyena mencapai bagian utara,” kata Nagy.

“Namun alasan spesifik yang membuat hewan ini menempuh perjalanan sejauh itu ke Mesir masih belum jelas dan perlu penelitian lanjutan.”

Baca Juga: 12 Warga Masih Dicari dalam Tragedi Longsor Cilacap, Begini Situasi Terbaru

Hyena tutul dikenal sebagai predator sosial yang berhasil beradaptasi di berbagai bentang alam Afrika sub-Sahara.

Mereka mampu berkelana hingga 27 kilometer per hari, mengikuti pergerakan ternak semi-nomaden dan terkadang memangsa hewan peliharaan.