Baca Juga: Tampil 41 Laga Tanpa Jeda, Pedri Tambah Daftar Cedera Pemain Barcelona
Setelah semua siap, Darcy menjemput dua rekannya, Mevlut dan Tupou, dan mengantar mereka ke vila persembunyian.
Untuk memastikan rencana berjalan mulus, ketiganya bahkan melakukan latihan rute. Pada 11 Juni 2025, pukul 22.00 WITA, mereka sengaja berkendara beriringan ke area semak-semak di Buwit, Tabanan, untuk memetakan lokasi pembuangan sepeda motor pasca-eksekusi.
Puncaknya terjadi pada 14 Juni 2025, pukul 00.15 WITA dini hari. Mevlut dan Tupou tiba di Vila Casa Santisya 1. Tupou menggunakan palu yang telah disiapkan Darcy untuk menjebol paksa pintu gerbang vila.
Begitu berhasil masuk, keduanya melepaskan tembakan dari senjata api kaliber 9 mm. Mevlut menembak korban Sanar, sementara Tupou mengeksekusi Zivan Radmanovic di hadapan dua saksi mata, Jazmyn dan Daniella Gourdeas.
Baca Juga: Banjir Rendam 27 RT di Jakarta, BPBD: Terparah Kelurahan Bangka Ketinggian Air Lebih dari 1 Meter
Sesuai hasil visum, Zivan tewas seketika akibat luka tembak di dada kiri yang menembus jantung. Setelah beraksi, kedua eksekutor melarikan diri ke Buwit, di mana Darcy telah menunggu di dalam mobil putih.
Mereka membuang senjata di sungai, kabur ke Surabaya, lalu ke Jakarta, sebelum akhirnya mencoba terbang ke Kamboja melalui Singapura.
Meskipun motif pembunuhan sadis ini belum diungkap dalam dakwaan, JPU menjerat ketiganya dengan pasal berlapis, termasuk Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
Ancaman hukuman maksimal yang kini menghantui ketiga WN Australia itu adalah pidana mati atau penjara seumur hidup, atas kejahatan yang telah mencoreng citra Bali sebagai destinasi yang aman.***