KONTEKS.CO.ID – Penyelundupan telur penyu di Sarawak meningkat tajam tahun ini. Sarawak Forestry Corporation (SFC) mencatat sekitar 30 ribu butir telur penyu telah disita sepanjang 2025.
Wakil Manajer Umum SFC, Japanie Bujang, mengatakan sebagian besar upaya penyelundupan terdeteksi di perbatasan Serikin dan Telok Melano.
“Mayoritas telur penyu yang kami sita diselundupkan dari Indonesia ke Sarawak,” ujarnya.
Menurut Japanie, tujuh kasus penyelundupan telah diajukan ke pengadilan tahun ini.
Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi pers usai rapat Departemen Bea dan Cukai Malaysia di Roxy Beach Resort Sematan yang dipimpin Direktur Jenderal Bea Cukai Datuk Anis Rizana Mohd Zainudin, Kamis 16 Oktober 2025.
Anis menjelaskan rapat tersebut menandai pelaksanaan Operasi Terpadu Khazanah (OBK) ke-18.
Operasi ini merupakan kerja sama antara Bea Cukai, Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM), Departemen Hidupan Liar (Perhilitan), SFC, serta Kementerian Sumber Daya Alam dan Keberlanjutan Lingkungan.
“Tujuannya untuk memerangi penyelundupan flora dan fauna yang dilindungi,” ujarnya.
Antara April dan September 2025, OBK dilakukan di pintu masuk udara, laut, dan darat, menargetkan perdagangan satwa liar dan kayu tropis ilegal.
Baca Juga: Warga Asing Bisa Jadi Bos BUMN, Prabowo: Demi Dongkrak Kelas dan Standar Internasional
Salah satu hasil besar adalah penyitaan dua lutung dan dua siamang di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 27 Juli.
Seluruh sitaan itu hasil operasi gabungan antara Badan Pengendalian Perbatasan (AKPS) dan Keamanan Penerbangan (AVSEC).