kontekstory

Ledakan SMAN 72, Natural Selection, dan Ide Kekerasan Tanpa Motif yang Menular dari Eric Harris dan Dylan Klebold

Minggu, 16 November 2025 | 09:00 WIB
Pelaku ledakan SMAN 72 mengenakan pakaian ala Eric Harris Columbine. (X)

Ia tampak mengenakan kaos putih, celana hitam, dan menggendong senjata mainan seraya memegang benda kecil yang diduga sebagai pemicu atau detonator dan mengarahkannya ke arah masjid.

Berselang 23 detik kemudian, tepatnya pada 12.02.51 WIB, kamera CCTV yang menghadap ke depan masjid merekam kilatan cahaya dari dalam ruangan, menandakan terjadinya ledakan pertama. 

Baca Juga: Vespa Kongo, Jejak Keberanian Pasukan Garuda di Jalan Perdamaian Dunia

Natural Selection, Welcome to Hell, dan For Agartha

Di tengah kekacauan itu, seorang siswa kelas XII ditemukan tergeletak di area belakang SMAN 72 Jakarta. Tubuhnya penuh darah ketika sejumlah siswa berhamburan menyelamatkan diri.

Pakaian siswa itu berbeda dari seragam kebanyakan siswa. Ia memakai sepatu boot, celana panjang hitam, serta kaus tanpa lengan berwarna putih dengan tulisan mencolok "Natural Selection".

Tulisan di kaos ini kemungkinan terinspirasi dari  baju yang dikenakan oleh Eric Harris, salah satu dari dua penembak dalam penembakan SMA Columbine di Colorado, AS tahun 1999.

Baca Juga: Mengenang Kosasih Kartadiredja, Wasit Indonesia Pertama Berlisensi FIFA yang Anti Suap dan Match Fixing Meski Hidup Pas-pasan

Irwansyah, siswa kelas X di sekolah tersebut, mengaku pada media bahwa ia melihat remaja itu terjatuh dengan sebuah senjata yang mirip AR-15 yang tergeletak di dekat tubuhnya.

Dalam foto yang beredar di media sosial, tampak beberapa coretan di badan senjata mainan tersebut.

Di antaranya bertuliskan "Welcome to Hell", "For Agartha", dan sejumlah nama pelaku penyerangan masjid di luar negeri, mulai dari Brenton Tarrant dan Alexandre Bissonnette hingga seorang Neo Nazi bernama Luca Traini.

Tatkala petugas kepolisian datang, mereka mengevakuasi korban, menyisir lokasi, menutup area, dan mengamankan seorang remaja kelas X berinisial F.

Siapa F?

Pelajar itu selama ini dikenal pendiam, jarang bicara, jarang bergaul. Sehari-hari F lebih banyak menunduk, memilih duduk di sudut kelas, menghabiskan waktu dengan earphone terpasang di telinga.

Namun pada Jumat siang itu, Indonesia tiba-tiba tersadar bahwa ada sesuatu yang selama ini tumbuh diam-diam di balik punggung anak-anak. Sesuatu yang akhirnya meledak.

Baca Juga: Cerita Sejarah Pembentukan TNI: dari Gesekan Faksi PETA dan KNIL, Ribut Soal Gaji dan Pangkat, Hingga Adu Koboi di Pemilihan Panglima

Bahaya Kekerasan Anak Tanpa Motif

Ketika kabar tragedi SMAN 72 menyebar, komentar paling menohok datang dari mantan Kapolri Jenderal (Purn) Da’i Bachtiar.

Halaman:

Tags

Terkini