• Senin, 22 Desember 2025

GANEFO, Olimpiade Ciptaan Soekarno yang Kontroversial, Bukti Ada Politik dalam Olahraga

Photo Author
- Senin, 28 Agustus 2023 | 08:00 WIB
Sejarah GANEFO. Dalam foto adalah upacara pembukaan GANEFO I di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia, pada 1963. (Foto: failedarchitecture)
Sejarah GANEFO. Dalam foto adalah upacara pembukaan GANEFO I di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia, pada 1963. (Foto: failedarchitecture)

Bukti kegagalan itu berdampak pada meletusnya Perang Dunia II pada 1939 perang dunia kedua berakhir pada 1945. Di tahun yang sama, Indonesia pun merdeka.

Indonesia Ikut Olimpiade

Saat olimpiade berlangsung  di London pada 1948, Indonesia belum ikut karena masih menghadapi agresi militer Belanda. Padahal Indonesia sudah membuat Komite Olahraga pada 1946, beberapa bulan setelah merdeka.

Baca Juga: Jadwal Liga 1 Pekan 22, Semua Siaran Langsung, Paling Ditunggu Persis Vs Persebaya

Setelah Belanda resmi hengkang pada 1949, Bung Karno sebagai pemimpin Republik mulai menancapkan kuku Indonesia di kancah internasional pada semua aspek, terutama politik.

Berturut-turut, Indonesia masuk sebagai anggota PBB pada 28 September 1950, lalu mengikuti Asian Games pertama pada 1951 di Kalkuta,  dan kemudian pertama kali ikut ajang Olimpiade 1952 di Helsinki, Finlandia. 



-
Bung Karno di upacara pembukaan GANEFO I di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia, pada 1963. (Foto: youngpioneertours)

PBB, yang katanya dibuat untuk mendamaikan negara-negara yang berperang dan memerdekakan negara-negara jajahan, belum cukup bagi Bung Karno. Ia menilai PBB hanya menjadi ajang dominasi oleh negara-negara adikuasa saja.

Baca Juga: Cara Update YouTube di Android dengan Mudah, Begini Caranya

Soekarno pun merancang Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung. tujuannya adalah mengumpulkan negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka, termasuk Jepang yang menjajah Indonesia, yang kalah di Perang Dunia II. Gerakan Ini mendapat respons positif dari negara-negara yang senasib.

Ada Politik dalam Olahraga

Bung Karno yang meyakini bahwa olahraga adalah salah satu cara untuk berdiplomasi. Sebab, Soekarno justru menemukan bahda ada politik dalam olahraga. 

Hal itu Soekarno rasakan sejak Olimpiade Melbourne 1956. Saat itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) melarang China dengan nama Republik Rakyat China untuk mengikuti event tersebut. Penyebab, China adalah negara komunis.

Baca Juga: Next on Netflix Korea 2025, Ada Dear Hongrang, Lost in Starlight, Spin off Kill Boksoon

Komite Olimpiade Internasional lebih memilih Taiwan atau Republik China untuk mengikuti Olimpiade Melbourne 1956.

Sebagai informasi, perang China yang meletus pada 1927 berakhir dengan kemenangan China daratan atau komunis. Pada 1950 perang tersebut berakhir, namun kedua negara saling klaim satu sama lain. Komite Olimpiade Internasional hanya mengakui Taiwan sebagai negara yang sah.

Bung Karno yang meyakini bahwa olahraga adalah salah satu cara untuk berdiplomasi, justru politiklah yang ditemukan Bung Karno dalam olahraga. Ia sadar akan adanya politik dalam olahraga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Siap Bangun

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X