Bukti kegagalan itu berdampak pada meletusnya Perang Dunia II pada 1939 perang dunia kedua berakhir pada 1945. Di tahun yang sama, Indonesia pun merdeka.
Indonesia Ikut Olimpiade
Saat olimpiade berlangsung di London pada 1948, Indonesia belum ikut karena masih menghadapi agresi militer Belanda. Padahal Indonesia sudah membuat Komite Olahraga pada 1946, beberapa bulan setelah merdeka.
Baca Juga: Jadwal Liga 1 Pekan 22, Semua Siaran Langsung, Paling Ditunggu Persis Vs Persebaya
Setelah Belanda resmi hengkang pada 1949, Bung Karno sebagai pemimpin Republik mulai menancapkan kuku Indonesia di kancah internasional pada semua aspek, terutama politik.
Berturut-turut, Indonesia masuk sebagai anggota PBB pada 28 September 1950, lalu mengikuti Asian Games pertama pada 1951 di Kalkuta, dan kemudian pertama kali ikut ajang Olimpiade 1952 di Helsinki, Finlandia.
PBB, yang katanya dibuat untuk mendamaikan negara-negara yang berperang dan memerdekakan negara-negara jajahan, belum cukup bagi Bung Karno. Ia menilai PBB hanya menjadi ajang dominasi oleh negara-negara adikuasa saja.
Baca Juga: Cara Update YouTube di Android dengan Mudah, Begini Caranya
Soekarno pun merancang Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung. tujuannya adalah mengumpulkan negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka, termasuk Jepang yang menjajah Indonesia, yang kalah di Perang Dunia II. Gerakan Ini mendapat respons positif dari negara-negara yang senasib.
Ada Politik dalam Olahraga
Bung Karno yang meyakini bahwa olahraga adalah salah satu cara untuk berdiplomasi. Sebab, Soekarno justru menemukan bahda ada politik dalam olahraga.
Hal itu Soekarno rasakan sejak Olimpiade Melbourne 1956. Saat itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) melarang China dengan nama Republik Rakyat China untuk mengikuti event tersebut. Penyebab, China adalah negara komunis.
Baca Juga: Next on Netflix Korea 2025, Ada Dear Hongrang, Lost in Starlight, Spin off Kill Boksoon
Komite Olimpiade Internasional lebih memilih Taiwan atau Republik China untuk mengikuti Olimpiade Melbourne 1956.
Sebagai informasi, perang China yang meletus pada 1927 berakhir dengan kemenangan China daratan atau komunis. Pada 1950 perang tersebut berakhir, namun kedua negara saling klaim satu sama lain. Komite Olimpiade Internasional hanya mengakui Taiwan sebagai negara yang sah.
Bung Karno yang meyakini bahwa olahraga adalah salah satu cara untuk berdiplomasi, justru politiklah yang ditemukan Bung Karno dalam olahraga. Ia sadar akan adanya politik dalam olahraga.
Artikel Terkait
Kunjungi Pelatnas PBSI, Taufik Hidayat Harap Bulu Tangkis Kembali Raih Emas Olimpiade 2028
5 Rekomendasi Wisata Religi di Jepara, Selami Keindahan Spiritual dan Sejarah yang Pas Saat Imlek 2025
DeepSeek Picu Kerugian Pasar Modal Terbesar dalam Sejarah: Saham Nvidia Ambruk Rp9.560 Triliun
Lanny dan Fadia Ukir Sejarah Usai Juara di Thailand Masters 2025
Penembakan Massal Terburuk dalam Sejarah Swedia: Sekolah Ditembaki, 10 Orang Tewas