• Minggu, 21 Desember 2025

DeepSeek Picu Kerugian Pasar Modal Terbesar dalam Sejarah: Saham Nvidia Ambruk Rp9.560 Triliun

Photo Author
- Rabu, 29 Januari 2025 | 19:43 WIB
Kekayaan CEO Nvidia, Jensen Huang, ikut tergerus akibat kerugian nilai saham Nvidia akibat kehadiran DeepSeek.  (Freepik)
Kekayaan CEO Nvidia, Jensen Huang, ikut tergerus akibat kerugian nilai saham Nvidia akibat kehadiran DeepSeek. (Freepik)


KONTEKS.CO.ID - Nvidia mencetak rekor Wall Street yang merugikan pada Senin awal pekan ini. Kerugian itu dipicu kehadiran DeepSeek yang fenomenal.

DeepSeek adalah perusahaan kecerdasan buatan atau AI yang mengembangkan saingan ChatGPT tapi dengan biaya yang jauh lebih murah dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat.

Saham Nvidia anjlok 17% pada penutupan, mengalami kerugian persentase harian terburuk sejak Maret 2020, ketika saham sempat anjlok pada awal pandemi COVID-19.

Baca Juga: Jadwal Timnas Indonesia Vs Bahrain Digelar Selepas Salat Tarawih

Nvidia kehilangan USD589 miliar (Rp9.651 triliun) dalam kapitalisasi pasar pada hari Senin 26 Januari 2025. Sejauh ini, kehilangan itu merupakan satu-satunya penurunan nilai satu hari terbesar dari perusahaan mana pun dalam sejarah.

Jumlahnya lebih dari dua kali lipat kapitalisasi pasar USD279 miliar (Rp4.532 triliun)  yang hilang oleh Nvidia pada 3 September 2024. Saham Meta juga pernah merosot hingga USD251 miliar (Rp4.078 triliun) pada 3 Februari 2022 yang tercatat sebagai kerugian harian terbesar ketiga di dunia.

Penurunan ini menggeser Nvidia dari posisinya sebagai perusahaan paling bernilai di dunia, yang menyebabkan valuasinya dari USD3,5 triliun menjadi USD2,9 triliun, lebih rendah dari Apple dan Microsoft.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek Dibayangi Maraknya Penipuan Siber, Imingi Diskon Gede-gedean

Nvidia menjadi berita utama kerugian saham AS yang lebih luas, karena indeks acuan S&P 500 turun 1,5% dan Nasdaq yang berfokus pada teknologi turun 3,1%. Lalu penyedia teknologi AI utama lainnya termasuk sesama perancang chip Arm dan Broadcom plus penyimpanan data Oracle semuanya anjlok setidaknya 10%.

Dalam pernyataan di sore harinya, Juru Bicara Nvidia menyebut model DeepSeek sebagai kemajuan AI luar biasa yang sepenuhnya mematuhi kontrol ekspor. Mereka tetap membutuhkan jumlah yang signifikan dari unit pemrosesan grafis (GPU) milik Nvidia.

Mengapa Saham Nvidia Jatuh?

Peluncuran model bahasa besar DeepSeek, yang mengguncang kepercayaan pada dominasi AS dalam AI generatif, mungkin awalnya tidak tampak seperti katalis negatif bagi Nvidia. Sebab model DeepSeek dilatih pada GPU Nvidia, seperti kebanyakan program AI canggih lainnya.

Baca Juga: Komentar Pelatih Australia Tony Popovic Jelang Maret lawan Indonesia

Namun omon-omon dari perusahaan China itu yang mengguncang pasar. Mereka mengatakan hanya menghabiskan USD5,6 juta (Rp91 miliar) untuk teknologi Nvidia guna mengembangkan model bahasa besarnya.

Walaupun para ahli berspekulasi bahwa ini adalah perkiraan yang sangat rendah, hal itu tetap saja mengacaukan tesis inti di balik kenaikan saham Nvidia yang meroket.

Laba bersih Nvidia melonjak dari USD4,8 miliar (Rp29 triliun) pada 2022 menjadi sekitar USD66,7 miliar (Rp1.084 triliun) pada 2024. Sebagian besar berkat permintaan untuk GPU-nya -harganya masing-masing mencapai USD25.000 (Rp406 juta)- dari raksasa teknologi Amerika.

Baca Juga: Thailand Masters 2025: Chico dan Putri KW Menang Mudah, Yulia Kandas

Antara lain, induk perusahaan Facebook, Meta, Tesla, dan pembuat ChatGPT, OpenAI. "Jika perusahaan teknologi besar AS dapat belajar dari DeepSeek untuk merancang sistem AI dengan GPU yang lebih murah...itu mungkin bukan perkembangan yang menggembirakan bagi Nvidia," kata Ed Yardeni dari Yardeni Research dalam sebuah catatan kepada kliennya.

Akibat penurunan harga saham, CEO Nvidia Jensen Huang mengalami kerugian USD21 miliar (Rp341 triiun. Kekayaan bersihnya turun dari USD124,4 miliar menjadi USD103,1 miliar, menurut perkiraan Forbes.

Huang adalah pemegang saham individu terbesar Nvidia dengan 3% saham di perusahaan Silicon Valley tersebut. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X