• Minggu, 21 Desember 2025

Suara Pemuda Pesisir di COP30: Icheiko Ramadhanty Dorong Keadilan Iklim dan Energi Terbarukan

Photo Author
- Senin, 24 November 2025 | 20:05 WIB
Icheiko Ramadhanty wakili pemuda pesisir Indonesia di forum iklim dunia, dorong solusi energi bersih. (GAWIREA)
Icheiko Ramadhanty wakili pemuda pesisir Indonesia di forum iklim dunia, dorong solusi energi bersih. (GAWIREA)

 

KONTEKS.CO.ID - Tahun 2025 diprediksi menjadi salah satu tahun terpanas dalam sejarah manusia.

Bagi Icheiko Ramadhanty, ancaman itu nyata dan terasa di pesisir Indonesia. Laut pasang, cuaca berubah cepat, dan hasil tangkapan nelayan menurun drastis. Banyak keluarga nelayan kehilangan penghasilan karena pola melaut yang tak lagi menentu.

“Contohnya di Ambon. Saya melihat perempuan pesisir kehilangan pendapatan dari olahan ikan, karena laut makin tercemar dan hasil tangkapan makin sedikit,” ungkap Icheiko yang dilansir pada Senin, 24 November 2025.

Baca Juga: 10 Kampus Indonesia Naik Peringkat di QS WUR 2026, UI hingga ITB Melonjak Tajam di Level Global

Bulan ini, Icheiko Ramadhanty terbang ke Brasil untuk hadir di COP30 sebagai salah satu dari 16 pemimpin muda Selatan Global.

Ia mewakili suara perempuan, masyarakat pesisir, dan anak muda Indonesia dalam mendorong keadilan iklim di forum dunia.

Melalui GAWIREA (Girls and Women in Renewable Energy Academy), Icheiko telah membimbing komunitas pesisir memahami energi terbarukan dan ketahanan iklim.

Termasuk program Net Zero Heroes yang sudah menjangkau lebih dari 1.000 pemuda di Asia Pasifik. “Kami ingin orang muda tahu apa itu krisis iklim dan bagaimana bertindak,” ujarnya.

Baca Juga: Bobibos Siap Diproduksi Massal Tahun Depan: Dilirik Luar Negeri, Pertamina Siap Kolaborasi

Demokratization of the South: Suara Selatan di Panggung Global

Di COP30, Icheiko menekankan pentingnya pendanaan iklim tanpa utang dan tanpa syarat, serta akses Loss and Damage Fund bagi yang membutuhkan. Ia juga menyoroti ketimpangan energi antara kota besar dan pulau terpencil.

“Banyak keluarga di pesisir masih pakai genset, sementara kota besar bicara mobil listrik. Kesenjangan ini harus diubah,” tegasnya.

Kiprahnya di forum dunia menghasilkan Deklarasi Pemuda Selatan Global, yang menuntut negara maju menunaikan tanggung jawab iklim, melibatkan anak muda dalam setiap kebijakan, dan menjamin akuntabilitas perusahaan atas kerusakan lingkungan.

Baca Juga: Bobibos Siap Diproduksi Massal Tahun Depan: Dilirik Luar Negeri, Pertamina Siap Kolaborasi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X