KONTEKS.CO.ID - Bisnis pembiayaan kendaraan bermotor perlahan kehilangan daya tariknya. Penurunan penjualan mobil yang terus terjadi sejak tahun lalu memaksa perusahaan multifinance untuk mengubah strategi.
Jika sebelumnya mereka mengandalkan pembiayaan kendaraan baru, kini mereka mulai fokus menawarkan pinjaman dana tunai dengan jaminan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).
Tren penurunan ini terlihat jelas dalam data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Pada Januari 2025, total penjualan mobil nasional hanya mencapai 61.849 unit, turun 11,33% atau sekitar 7.909 unit dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, mengungkapkan bahwa pelaku industri multifinance sebenarnya sudah mengantisipasi tren ini sejak tahun lalu.
"Kami mulai mengalihkan fokus ke pinjaman dana tunai karena banyak masyarakat yang membutuhkan akses likuiditas. Banyak dari mereka yang telah melunasi cicilan kendaraan dan sekarang menjaminkan BPKB untuk mendapatkan dana segar," ujarnya, mengutip Sabtu 15 Februari 2025.
Baca Juga: BI Checking Buruk? Ini Cara Membersihkan Nama di SLIK OJK
Pinjaman Tunai: Konsumtif atau Produktif
Peralihan fokus dari pembiayaan kendaraan ke pinjaman dana tunai bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Dengan regulasi baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pinjaman ini juga diarahkan untuk keperluan produktif.
Berdasarkan ketentuan OJK, batasan pinjaman tunai yang bisa diberikan oleh perusahaan multifinance adalah:
- Pinjaman produktif: Maksimal Rp10 miliar
- Pinjaman konsumtif: Maksimal Rp500 juta
Perusahaan pembiayaan kini semakin gencar menawarkan skema pinjaman ini, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah yang membutuhkan tambahan modal.
Baca Juga: Geger Muncul Poster 5 Calon Ketum Partai Golkar, Padahal Munas di 2029: Ini Nama-Nama Calonnya
Mengapa Penjualan Mobil Terus Merosot?
Lesunya pasar kendaraan tidak semata-mata disebabkan oleh daya beli yang melemah, tetapi juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor lain yang mempercepat penurunan permintaan.
Salah satunya adalah kekhawatiran masyarakat terhadap potensi kenaikan pajak kendaraan.
Artikel Terkait
Rizky Billar Tanggapi Aksi Ayahnya Pamer BPKB Mobil Mewah
Korlantas Polri Mulai Berlakukan BPKB Elektronik di Awal 2023
GIIAS 2023 Dibuka Resmi, Bos Gaikindo Pamer Keberhasilan Industri Otomotif Indonesia
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian dengan Mudah
Zaman Serba-Digital, Kini BPKB Mobil Baru Berwujud Elektronik