KONTEKS.CO.ID - Industri financial technology (fintech) di Indonesia tetap menunjukkan daya tarik kuat bagi investor.
Sepanjang 2024, sektor fintech mencatatkan pendanaan sebanyak USD141 juta (Rp2,35 triliun) dari 23 transaksi.
Angka itu menjadikannya kontributor terbesar dalam jumlah kesepakatan pendanaan startup nasional.
Baca Juga: Posko Nasional untuk Sumatera Desak Prabowo Segera Tetapkan Bencana Nasional
Tren ini berlanjut hingga 2025, dengan sejumlah pemain utama mencatatkan akumulasi pendanaan terbesar di ekosistem teknologi keuangan Tanah Air.
Akulaku menempati posisi teratas sebagai fintech dengan pendanaan terbesar di Indonesia.
Perusahaan ini telah menghimpun total pendanaan sekitar USD522 juta (sekitar Rp8,70 triliun).
Baca Juga: Nekat Terabas Banjir di Bali, Turis Asing Perempuan Ditemukan Tewas di Gorong-Gorong Air
Investasi signifikan datang dari Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) Jepang senilai USD200 juta (sekitar Rp3,33 triliun) pada akhir 2022.
Akulaku mengoperasikan layanan buy now, pay later, peer-to-peer lending melalui Asetku, serta bank digital Bank Neo Commerce.
Platform ini melayani lebih dari 10 juta pengguna dengan valuasi sekitar USD2 miliar (sekitar Rp33,32 triliun).
Baca Juga: Kemenhub Siapkan 33 Ribu Kuota Mudik Gratis Nataru 2025-2026, Begini Cara Daftarnya
Di posisi kedua, Xendit berhasil mengumpulkan total pendanaan USD515 juta (sekitar Rp8,58 triliun).
Perusahaan payment gateway ini menyediakan layanan pemrosesan pembayaran melalui virtual account, kartu kredit dan debit, dompet digital, serta jaringan ritel.
Artikel Terkait
Fintech Gugat Kebab Baba Rafi Rp2 Miliar, Manajemen Sebut Tak Ganggu Keuangan
Ramai di Medsos, Lender Keluhkan Gagal Bayar Miliaran Rupiah di Fintech P2P Dana Syariah Indonesia
AI Bigbox Bantu Fintech Verifikasi Identitas Pelanggan dengan eKYC yang Andal
Pajak Ekonomi Digital Naik Drastis: DJP Catat Rp43,75 Triliun dari PMSE, Kripto, Fintech, dan SIPP