KONTEKS.CO.ID - PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) resmi menjalin kerja sama dengan PT Ormat Geothermal Indonesia melalui pendirian perusahaan patungan bernama PT Toka Tindung Geothermal (TTG).
Kolaborasi ini berfokus pada proyek panas bumi di Bitung, Sulawesi Utara, dengan target kapasitas pembangkit listrik sebesar 40 MW.
Archi Indonesia adalah perusahaan nasional yang sahamnya ikut dimiliki Rajawali Grup, sementara Ormat Geothermal Indonesia sahamnya dimiliki Ormat dari Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan, ARCI hanya memiliki 5 persen saham di TTG, sementara Ormat menguasai 95 persen sisanya.
Skema kepemilikan ini menunjukkan Ormat sebagai pemegang kendali dalam pengembangan fasilitas panas bumi.
TTG sudah memperoleh Izin Usaha Panas Bumi (IPB) pada 13 Juni 2025 yang selanjutnya akan mengejar persetujuan lingkungan dan memperdalam eksplorasi untuk memastikan potensi cadangan panas bumi di wilayah konsesi.
Lokasi proyek adalah area konsesi tambang milik anak usaha ARCI, yakni PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya, yang berada di ranah Toka Tindung.
Keberadaan area tambang memberikan sinergi strategis antara aktivitas pertambangan dan energi terbarukan.
Menurut Corporate Secretary ARCI, Hidayat Dwiputro Sulaksono, proyek ini tidak hanya untuk eksplorasi, tetapi mencakup tahap desain, pembiayaan, konstruksi, hingga pengoperasian pembangkit.
Baca Juga: Masih Erupsi, Awan Panas Gunung Semeru Meluncur Cepat Hingga Aktivitas Warga Mulai Dibatasi
“Diharapkan usaha patungan ini memperkuat keberlanjutan perusahaan dan membuka aliran pendapatan baru melalui listrik panas bumi,” katanya.
Masuknya ARCI ke bisnis panas bumi juga mendapat respons pasar sangat positif.
Artikel Terkait
Apa itu Proyek Panas Bumi? Potensi Besar Indonesia di Cincin Api Pasifik
Gunung Lawu Tidak Lagi Termasuk Kawasan Kerja Proyek Panas Bumi
Gunung Lawu Coret, Jenawi Jadi Lokasi Alternatif untuk Survei Panas Bumi
Bank Pembangunan Asia Beri Utang Rp2,99 triliun untuk Proyek Panas Bumi Dieng dan Patuha