• Minggu, 21 Desember 2025

Apa itu Proyek Panas Bumi? Potensi Besar Indonesia di Cincin Api Pasifik

Photo Author
- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 11:23 WIB
Ilustrasi PLTP atau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. (Pusdam ESDM)
Ilustrasi PLTP atau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. (Pusdam ESDM)

KONTEKS.CO.ID – Proyek panas bumi kian mendapat perhatian sebagai salah satu solusi energi terbarukan yang mampu menyediakan listrik secara berkelanjutan.

Energi ini memanfaatkan panas alami dari dalam perut bumi untuk menghasilkan listrik dengan emisi karbon yang rendah.

Menurut Badan Energi Internasional (IEA), panas bumi termasuk sumber energi “baseload” karena mampu beroperasi 24 jam sehari tanpa bergantung pada kondisi cuaca.

Baca Juga: Spesifikasi Lengkap Chery iCar V23: SUV Listrik Retro dan Stylish

Teknologi ini bekerja dengan cara mengebor sumur produksi dan reinjeksi untuk mengambil serta mengembalikan air panas atau uap ke dalam reservoir bumi.

Uap panas tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin yang terhubung dengan generator listrik.

Ada tiga jenis pembangkit panas bumi yang umum digunakan, yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle.

Baca Juga: Jadwal Semifinal Kejuaraan Dunia Junior 2025: Laga Tiga Wakil Indonesia, Menanti All Indonesian Final Ubed vs Richie

Sistem ini terbukti stabil dan ramah lingkungan, karena emisi gas rumah kacanya jauh lebih rendah dibandingkan pembangkit berbahan bakar fosil.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia, berkat posisinya di jalur cincin api Pasifik.

Potensi ini telah dimanfaatkan melalui berbagai proyek, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Kamojang, Sarulla, dan Muara Laboh.

Baca Juga: Perluasan Proyek Panas Bumi 80 MW di Muara Laboh Dimulai, Serap Ribuan Tenaga Kerja Lokal

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kapasitas terpasang panas bumi Indonesia mencapai lebih dari 2.300 MW pada 2025, dengan target peningkatan hingga 6.000 MW pada 2030.

Meski demikian, pengembangan proyek panas bumi masih menghadapi tantangan besar, seperti biaya eksplorasi yang tinggi, perizinan yang rumit, dan risiko geologi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X