Selanjutnya, tingkat setengah pengangguran (jam kerja di bawah 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan) turun sebesar 7,91 persen.
BPS menyebutkan, peningkatan kualitas kerja terlihat dari naiknya proporsi pekerja formal menjadi sekitar 42,20 persen dari total penduduk bekerja.
Peningkatan tersebut didorong status buruh, karyawan, atau pegawai yang mengalami penambahan terbanyak sebesar 0,65 juta orang.
Lalu, jumlah penduduk bekerja dengan status pekerja keluarga mengalami penurunan terbesar yakni, sekitar 0,30 juta orang.
Selanjutnya, seluruh lapangan usaha mencatatkan peningkatan jumlah tenaga kerja, kecuali kegiatan jasa lainnya, pertambangan dan penggalian, serta aktivitas keuangan, asuransi, dan real estate.
Sementara, tiga lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja yakni pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan.
Tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan tenaga kerja terbanyak dalam setahun terakhir adalah Pertanian (+0,49 juta orang), Akomodasi dan Makan/Minum (+0,42 juta orang), serta Industri Pengolahan (+0,30 juta orang).
Dari sisi pendidikan, BPS mencatat pekerja berpendidikan rendah masih mendominasi penduduk bekerja di Indonesia, dengan 34,75 persen berpendidikan SD ke bawah.
Namun disebutkan, persentase pekerja pendidikan SD ke bawah ini menurun dibandingkan tahun lalu. Sementara, persentase pekerja berpendidikan tinggi (diploma ke atas) meningkat 13,06 persen.
BPS mencatat, dari 218,17 juta penduduk usia kerja pada Agustus 2025, sebanyak 7,46 juta orang (4,85 persen dari angkatan kerja) merupakan pengangguran, dengan proporsi pekerja penuh dan tingkat setengah pengangguran mengalami penurunan.***
Artikel Terkait
Kepala BPS Sebut Warganet yang Bicara Data di Medsos Miskin Literasi
BPS Catat Inflasi September 2025 Sebesar 0,21 Persen, Percaya?
BPS: Harga Beras di Bulan September 2025 Naik
Harga Telur Ayam Melonjak Tajam, BPS Ungkap Penyebabnya
BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,04 Persen Pada Kuartal III 2025