• Minggu, 21 Desember 2025

Rupiah Terombang-ambing! Nilai Tukar Hari Ini Dihantam Dolar AS & Sentimen Global, Pasar Waspada Langkah The Fed

Photo Author
- Selasa, 7 Oktober 2025 | 08:15 WIB
Ilustrasi Uang Rupiah. (canva.com)
Ilustrasi Uang Rupiah. (canva.com)

KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diproyeksikan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah pada perdagangan Selasa, 7 Oktober 2025.

Tekanan datang dari penguatan indeks dolar dan ketidakpastian politik di AS, sementara pasar global menaruh perhatian penuh pada arah kebijakan suku bunga The Fed di akhir Oktober.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat tipis sebesar 20,50 poin atau 0,12% ke level Rp16.583 per dolar AS pada perdagangan kemarin.

Baca Juga: Sejumlah Musisi Ajukan Diri Jadi Penjamin Penangguhan Penahanan Delpedro Dkk

Namun, indeks dolar AS justru melonjak 0,76% ke posisi 98,46, menandakan sentimen pasar global sedang condong ke aset dolar.

Mata uang utama Asia lainnya pun ikut melemah.

Yen Jepang turun 1,87%, won Korea 0,53%, ringgit Malaysia 0,19%, dan peso Filipina 0,83%.

Kondisi ini menunjukkan tekanan terhadap mata uang emerging markets semakin terasa.

Baca Juga: Yang Tak Terlupakan dari MotoGP Mandalika: Kehebohan Pelajar Mataram Bertemu Fabio Quartararo dan Alex Rins

Pasar Global Fokus ke Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Salah satu faktor utama penggerak pasar saat ini adalah ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.

Data pasar tenaga kerja AS yang melemah membuat pelaku pasar memperkirakan pemangkasan sebesar 25 basis poin pada rapat 28–29 Oktober 2025.

Ekonom pasar keuangan Ibrahim Assuaibi menjelaskan, peluang pemangkasan suku bunga kini lebih dari 99% jika mengacu data CME FedWatch.

Baca Juga: Prof Otto Hasibuan: Calon Advokat Berpotensi Tersesat Jika Tujuannya Mencari Uang

“Pasar semakin yakin The Fed akan segera melonggarkan kebijakan moneternya. Ekspektasi ini mendorong penguatan dolar terhadap mayoritas mata uang utama,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin, 6 Oktober 2025.

Di saat yang sama, sentimen negatif datang dari shutdown pemerintahan federal AS yang belum terselesaikan.

Para senator kembali gagal mencapai kesepakatan anggaran, memperpanjang penutupan hingga pekan depan.

Ketidakpastian politik ini membuat pasar memilih aset aman.

Baca Juga: Tesla Bocorkan Mobil Listrik Baru: Model Y Versi Murah, Diumumkan Hari Ini

Geopolitik Global dan Faktor Domestik Menambah Tekanan

Di sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump mengumumkan telah melakukan komunikasi dengan Hamas terkait rencana pertemuan damai lanjutan di Mesir.

Sementara itu, Ukraina terus melancarkan serangan ke infrastruktur energi Rusia, termasuk kilang Kirishi.

Situasi global yang panas ini membuat investor asing berhati-hati menempatkan dana di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X