KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar Rupiah kembali tertekan pada awal pekan ini atau Senin pagi 22 September 2025.
Rupiah dibuka di level Rp16.633 per USD, melemah 33 poin atau 0,20 persen.
Berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 10.40 WIB, posisi Rupiah berada di Rp16.611 per USD atau turun 0,06 persen.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai pelemahan tersebut dipengaruhi kombinasi faktor eksternal dan domestik.
Salah satunya, menurut dia, terkait pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang dikritiknya belum memberi sinyal kepastian bagi pelaku pasar.
“Faktor utama adalah komunikasi. Testimoni-testimoni Menkeu Purbaya tidak mencerminkan posisi seorang Menteri Keuangan,” ujar Ibrahim dalam keterangan resmi.
“Pernyataannya terkesan politis dan menyepelekan pencapaian yang sudah dilakukan Menkeu sebelumnya.”
Ia menambahkan, tugas utama Menkeu seharusnya fokus pada kerja konkret, bukan mengeluarkan pernyataan yang justru menimbulkan kebingungan di pasar.
Situasi ini, kata dia, telah mendorong arus modal asing kembali keluar dari Indonesia dalam jumlah signifikan.
Baca Juga: Anggota Kongres AS Dorong Penghapusan Tarif Kopi, Indonesia Bisa Kecipratan Rezeki
Selain faktor dalam negeri, kondisi geopolitik global juga ikut memberi tekanan.
Ibrahim menyoroti dinamika politik di Rusia, termasuk spekulasi kemunculan pengganti Presiden Vladimir Putin dari kalangan veteran perang, yang memperbesar ketidakpastian.
Artikel Terkait
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat ke Rp16.320–Rp16.380 per Dolar AS, Pasar Tegang Menanti Keputusan The Fed
Rupiah Hari Ini Melemah Rp16.440 per Dolar AS, Pasar Cemas Tunggu Keputusan The Fed dan Gejolak Geopolitik Ukraina-Rusia
Istri Siri Hakim Nonaktif Agam Syarif Baharudin Bongkar Temuan Uang Miliaran Rupiah di Apartemen
Rupiah Tergelincir ke Rp16.527 per Dolar AS, Apakah Tekanan The Fed Jadi Awal Tren Baru atau Justru Sinyal Pembalikan Pasar?
Tanya Nomor Lotre ke ChatGPT, Perempuan Virginia Menang Undian Miliaran Rupiah