KONTEKS.CO.ID - Perusahaan Korea Selatan, EcoPro, mengumumkan pada Kamis hari ini pihaknya telah merampungkan investasi tahap pertama senilai USD505 juta atau sekitar Rp8,4 triliun untuk pembangunan empat smelter nikel di Morowali.
Langkah ini dilakukan guna mengamankan pasokan stabil bahan baku utama baterai.
Melalui investasi tersebut, perusahaan mampu memperoleh sekitar 28.500 ton mixed hydroxide precipitate (MHP) per tahun.
Angka itu setara dengan produksi sekitar 600.000 unit kendaraan listrik.
MHP, sebagai produk antara dari nikel, lebih murah dibanding nikel olahan dan mengandung kobalt yang dibutuhkan untuk memproduksi prekursor nikel-kobalt-mangan (NCM).
Sejak 2022, EcoPro telah menanamkan investasi di empat smelter yang berlokasi di Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Qodari Ungkap Pesan Khusus Seskab Teddy Indra Wijaya Usai Jabat KSP, Apa Itu?
Perinciannya QMB ada 9 persen, Meiming 9 persen, ESG 10 persen, dan Green Eco Nickel 38 persen.
Green Eco Nickel yang mencatat pendapatan tahunan sekitar Rp4,17 triliun dengan laba operasional Rp1,19 triliun, akan menjadi anak usaha EcoPro Materials melalui akuisisi ekuitas.
Pada paruh pertama tahun ini, EcoPro membukukan keuntungan investasi sebesar Rp673,6 miliar won dari smelter tersebut.
Baca Juga: KPK Dorong Buat SOP Investigasi Konflik Kepentingan Sesuai OECD
Perusahaan memperkirakan akan menghasilkan rata-rata Rp2,14 triliun per tahun hingga 2030, termasuk dari penjualan MHP.
EcoPro menilai investasi ini akan membantu mengimbangi permintaan yang lesu di sektor material katode, sekaligus memperluas portofolio bisnis dan meningkatkan profitabilitas grup.
Artikel Terkait
Kementerian ESDM Ungkap 14 Proyek Smelter Indonesia Bernilai Rp142,77 Triliun, Setengahnya Masih Mangkrak
Harita Nikel Operasikan 12 Smelter RKEF, Produksi Feronikel Tembus 185 Ribu Ton per Tahun
Pengusaha Nikel Terjepit Beban Regulasi, 28 Smelter Berhenti Beroperasi
Pemerintah Juga Sita Tambang di Bombana Sultra, Harga Nikel Dunia Naik
PT GAG Mulai Lagi Menambang Nikel di Raja Ampat, Menteri LH: Bisa Dimitigasi dengan Baik