• Senin, 22 Desember 2025

Perusahaan Korea Selatan Suntik Rp8,4 Triliun, Rampungkan Tahap Pertama Smelter Nikel di Morowali

Photo Author
- Kamis, 18 September 2025 | 16:25 WIB
EcoPro merampungkan investasi tahap pertama untuk smelter nikel di Morowali. (Istimewa)
EcoPro merampungkan investasi tahap pertama untuk smelter nikel di Morowali. (Istimewa)

KONTEKS.CO.ID - Perusahaan Korea Selatan, EcoPro, mengumumkan pada Kamis hari ini pihaknya telah merampungkan investasi tahap pertama senilai USD505 juta atau sekitar Rp8,4 triliun untuk pembangunan empat smelter nikel di Morowali.

Langkah ini dilakukan guna mengamankan pasokan stabil bahan baku utama baterai.

Melalui investasi tersebut, perusahaan mampu memperoleh sekitar 28.500 ton mixed hydroxide precipitate (MHP) per tahun.

Baca Juga: Wamenaker Afriansyah Noor Sebut 'Pekerjaan Rumah Besar' Pulihkan Reputasi Kemenaker yang Dibayangi Kasus Korupsi Immanuel Ebenezer

Angka itu setara dengan produksi sekitar 600.000 unit kendaraan listrik.

MHP, sebagai produk antara dari nikel, lebih murah dibanding nikel olahan dan mengandung kobalt yang dibutuhkan untuk memproduksi prekursor nikel-kobalt-mangan (NCM).

Sejak 2022, EcoPro telah menanamkan investasi di empat smelter yang berlokasi di Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Qodari Ungkap Pesan Khusus Seskab Teddy Indra Wijaya Usai Jabat KSP, Apa Itu?

Perinciannya QMB ada 9 persen, Meiming 9 persen, ESG 10 persen, dan Green Eco Nickel 38 persen.

Green Eco Nickel yang mencatat pendapatan tahunan sekitar Rp4,17 triliun dengan laba operasional Rp1,19 triliun, akan menjadi anak usaha EcoPro Materials melalui akuisisi ekuitas.

Pada paruh pertama tahun ini, EcoPro membukukan keuntungan investasi sebesar Rp673,6 miliar won dari smelter tersebut.

Baca Juga: KPK Dorong Buat SOP Investigasi Konflik Kepentingan Sesuai OECD

Perusahaan memperkirakan akan menghasilkan rata-rata Rp2,14 triliun per tahun hingga 2030, termasuk dari penjualan MHP.

EcoPro menilai investasi ini akan membantu mengimbangi permintaan yang lesu di sektor material katode, sekaligus memperluas portofolio bisnis dan meningkatkan profitabilitas grup.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X