Faktor Politik dan Perang Dagang
Selain faktor moneter, panasnya politik AS juga ikut menyulut reli harga emas.
Perseteruan antara Presiden Donald Trump dan pejabat The Fed Lisa Cook kini memasuki babak baru dengan agenda pengadilan banding pekan ini.
Baca Juga: Solidaritas Ojol Geruduk Polda Metro Siang Ini, Tuntut Kapolri Copot Kapolda Irjen Asep Edi Suheri
“Selain pemecatan pejabat The Fed, Trump juga mengajukan banding terhadap pengadilan federal yang menyatakan kebijakan tarifnya ilegal,” kata Ibrahim.
Ketegangan perdagangan AS dengan India juga memanas.
India bersikeras menggunakan mata uang regional untuk transaksi antaranggota BRICS.
Sikap ini memicu amarah Trump yang mengancam akan mengenakan tarif 100% terhadap negara-negara BRICS.
Baca Juga: Sidang Perdana Gugatan Rp125 Triliun ke Wapres Gibran Digelar di PN Jakpus Hari Ini
Geopolitik Dunia Ikut Panaskan Harga Emas
Konflik global pun ikut memperkuat tren reli emas. Di Eropa, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan NATO dan AS harus berhenti ikut campur jika menginginkan perdamaian dengan Ukraina.
“Putin bahkan mengancam akan melancarkan serangan besar-besaran jika intervensi Barat terus berlanjut,” jelas Ibrahim.
Di Timur Tengah, situasi tak kalah panas.
Baca Juga: Era Physical AI: Nvidia Dorong Robotika ke Level Baru dengan Jetson Thor
AS disebut menjegal kehadiran pejabat Palestina di sidang PBB.
Sementara itu, Israel sudah menguasai separuh wilayah Jalur Gaza, memicu kecaman Mesir dan Qatar.
Tak hanya itu, Tiongkok juga memperkuat posisinya di pasar emas.
Artikel Terkait
Merugikan Petani, Mentan Janji Gulung Habis Mafia Pangan dan Pemalsu Pupuk
Pemerintah dan Badan Anggaran DPR Sepakati Postur Sementara RAPBN 2026, Salah Satunya Dolar AS Dipatok Rp16.500
Jurus Bulog Stabilkan Harga Beras di saat Permintaan Konsumen Tinggi
Waspada Menabung di Bank Digital dengan Bunga Tinggi, Tabungan Hanya Dijamin Kalau Sesuai Aturan LPS
Menteri Dody Minta Tol Semarang-Demak Seksi 1 Kaligawe-Sayung Dikebut, Solusi Permanen Banjir Rob