“Milenial membuat pilihan yang bagus, termasuk dalam memanfaatkan program pensiun dari perusahaan,” kata dia.
Kata dia, banyak klien milenial yang setelah berhasil menyeimbangkan utang, tabungan, dan penghasilan, langsung mencari langkah baru untuk memperkuat keuangan.
"Kalau merasa ketinggalan, sekarang justru waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi. Saat ini, Anda memasuki masa penghasilan tertinggi. Tidak ada waktu yang lebih baik selain sekarang,” tuturnya.
Baca Juga: Suara Rakyat Menggema: Copot Kapolri, Reformasi DPR, dan Kembalikan Anggaran Pendidikan 20 Persen
Berdasarkan Survei National Association of Personal Financial Advisors (NAPFA) pada 2025,
sebagian besar milenial masih mencari saran keuangan dari keluarga, teman, atau media sosial.
Disebutkan, 21 persen milenial benar-benar memanfaatkan jasa penasihat keuangan profesional.
Namun, biaya hidup yang terus naik membuat perjuangan menabung tidak mudah.
Harga sewa, rumah, dan inflasi kerap lebih cepat melambung dibanding kenaikan gaji, sehingga banyak milenial harus lebih kreatif mengatur anggaran.
Namun, Joy sepakat generasi milenial berada di jalur yang tepat. Mereka telah menunjukkan kesadaran baru, terutama soal dana darurat.
“Waktu terbaik untuk mulai adalah kemarin. Waktu terbaik kedua adalah hari ini," tandasnya.***
Artikel Terkait
OJK: Likuiditas dan Solvabilitas Lembaga Keuangan Indonesia Masih Kuat, IHSH Cetak Rekor Baru
Menkeu Sri Mulyani Bagi-Bagi Uang RAPBN 2026 untuk Rakyat: Warga Pulau Jawa Kecipratan Rp5,1 Juta, Papua Lebih Gede Lagi!
Kurs Rupiah vs Dolar AS Hari Ini, Apakah Tren Penguatan Berlanjut atau Justru Dapat Tekanan Baru dari Global?
Rupiah Tertekan, Asing Catat Jual Neto Rp16,85 Triliun di Awal September
JP Morgan Prediksi Pasar Saham Indonesia Akan Bangkit di Semester II 2025, Kondisi ke Depan Lebih Menjanjikan