Reksa dana syariah bergantung pada performa portofolio yang dikelola manajer investasi.
Sementara sukuk dan obligasi syariah biasanya lebih stabil, tapi tetap bisa menghadapi risiko likuiditas.
Baca Juga: Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Malam Bersejarah untuk Kemerdekaan RI
Untuk emas dan properti, risiko datang dari faktor eksternal: pergerakan harga, kebutuhan modal, hingga daya beli masyarakat.
Jadi meski aman dari sisi prinsip halal, tetap perlu manajemen risiko yang matang sebelum terjun.
Mengapa Investasi Syariah Layak Dipertimbangkan?
Dengan banyaknya variasi produk, masyarakat bisa menyesuaikan pilihan sesuai kebutuhan dan profil risiko.
Baca Juga: Pemkot Depok Lelang Jabatan Komisaris Independen Tirta Asasta, Tertarik, Ini Syarat dan Waktunya
Kalau ingin agresif, saham syariah bisa jadi pilihan.
Kalau cari aman, sukuk atau emas lebih pas.
Properti syariah cocok untuk jangka panjang dan diversifikasi kekayaan.
Pada akhirnya, investasi syariah bukan sekadar tren, tapi jalan tengah bagi mereka yang ingin menumbuhkan aset sekaligus tetap konsisten dengan nilai-nilai Islam.
Baca Juga: Brighton Pasang Harga Selangit, Manchester United Mundur dari Negosiasi Baleba
Dengan pemahaman yang tepat, instrumen ini bisa jadi alternatif serius untuk masa depan finansial yang lebih sehat.***
Artikel Terkait
Update Harga Emas Antam Hari Ini: Jatuh ke Rp1,896 Juta per Gram, Cek Daftar Lengkap Semua Ukuran
Alokasi Anggaran IKN 2026 Lebih Tinggi dari Proyeksi 2025
Ini 8 Kontribusi Nyata BRI Dukung HUT ke-80 RI, Nomor 7 Paling Kekinian
Apa Itu Tantiem Komisaris dan Direksi BUMN? Bonus Jumbo Akal-akalan yang Kini Dihapus Prabowo
AS Melirik Ekosistem Semikonduktor Indonesia setelah Kesepakatan Tarif