Rupiah Melemah ke Rp16.307 Jelang Rilis Data Inflasi AS, Pasar Waspada Menunggu Langkah The Fed

Kelebihan atau kekurangan sedikit dari ekspektasi bisa mengubah arah pergerakan pasar secara signifikan.”

Prediksi dan Skenario

Baca Juga: Viral Struk Pembayaran di Restoran Tagih Royalti Musik dan Lagu, Pegiat Hak Konsumen: Jangan Bayar!

Survei memperkirakan inflasi inti AS pada Juli naik 0,3% secara bulanan, mendorong laju tahunan menjadi 3%.

Jika angka ini terealisasi, dolar berpotensi bergerak menguat terbatas.

Sebaliknya, jika inflasi di bawah ekspektasi, pasar mungkin justru memperkirakan pemangkasan suku bunga yang lebih besar — meskipun opsi 50 basis poin baru akan dipertimbangkan jika data tenaga kerja menunjukkan pelemahan signifikan.

Dalam jangka pendek, ruang penguatan dolar diperkirakan terbatas.

Baca Juga: Ungkapan Perasaan Anthony Ginting Jadi Tunggal Putra Paling Senior di Pelatnas Cipayung

Namun, volatilitas rupiah bisa tetap tinggi mengingat ketidakpastian arah kebijakan moneter global.

Apa Artinya untuk Investor?

Bagi pelaku pasar domestik, pelemahan rupiah seperti ini adalah sinyal untuk berhati-hati.

Eksposur terhadap aset berdenominasi dolar perlu dikelola dengan bijak, sementara peluang di pasar obligasi dan emas mungkin terbuka jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga.

Baca Juga: CPNS 2025 Resmi Dibuka! Cek Jadwal, Syarat, dan Formasi yang Bikin Persaingan Makin Panas

“Ini bukan cuma soal angka inflasi. Reaksi The Fed terhadap data itulah yang akan menjadi game changer,” ujar sumber yang sama.

Dengan kata lain, pasar saat ini sedang berada di persimpangan.

Keputusan yang diambil The Fed dalam beberapa pekan ke depan bisa menentukan arah rupiah hingga akhir tahun.***