IHSG Loyo Diterpa Aksi Jual Asing, Sektor Manufaktur Jadi Sumber Kekhawatiran Baru

KONTEKS.CO.ID – Tekanan jual dari investor asing terus membayangi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada perdagangan Selasa kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,18 persen atau turun 12 poin ke level 6.915.

Menurut analisis harian dari tim riset Mirae Asset Sekuritas, IHSG berpotensi menguji area resistance di level 7.000.

Namun jika tekanan berlanjut, zona support diperkirakan berada di kisaran 6.877 hingga 6.830.

Baca Juga: IHSG Menguat Tipis Jelang Libur Panjang, Investor Waspada Sentimen Global

Asing mencatatkan aksi jual bersih cukup besar, senilai Rp696 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas antara lain BBRI (Rp200 miliar), BMRI (Rp132 miliar), dan ANTM (Rp98 miliar).

Dari sisi makroekonomi, indikator manufaktur nasional memperlihatkan tren kurang menggembirakan.

Purchasing Managers' Indexs (PMI) Manufaktur versi S&P Global turun ke angka 46,9 pada Juni, menandai kontraksi selama tiga bulan berturut-turut.

Ekonom Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menilai tekanan pada sektor manufaktur menambah sinyal pelemahan ekonomi.

Baca Juga: IHSG Tertekan, Ketegangan Geopolitik Jadi Penentu Arah Pasar Pekan Ini

Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 akan melambat dibandingkan capaian 4,87 persen pada kuartal sebelumnya.

Namun demikian, data perdagangan luar negeri memberikan harapan.

Surplus neraca dagang Indonesia pada Mei 2025 tercatat sebesar USD4,3 miliar, ditopang lonjakan ekspor ke level tertinggi dalam 34 bulan yakni USD24,6 miliar, sementara impor tetap tinggi di angka USD20,3 miliar.

Baca Juga: Merah Menyala di Penutupan IHSG Kamis 19 Juni 2025, Siapa Top Losers