• Senin, 22 Desember 2025

Terburuk dalam Sejarah, Jerman Dihantam Gelombang Kebangkrutan: 11.900 Perusahaan Kolaps di Semester I 2025

Photo Author
- Selasa, 1 Juli 2025 | 06:35 WIB
Bendera Jerman (unsplash.com)
Bendera Jerman (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Ekonomi Jerman kembali diguncang krisis. Data yang dirilis lembaga pemeringkat ekonomi Creditreform mengungkapkan bahwa sebanyak 11.900 perusahaan dinyatakan bangkrut selama paruh pertama tahun 2025.

Angka ini melonjak 9,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadikannya sebagai salah satu gelombang kebangkrutan terbesar dalam satu dekade terakhir di negara ekonomi terbesar Eropa tersebut.

“Jerman tetap berada dalam krisis ekonomi dan struktural yang mendalam,” ujar Patrik-Ludwig Hantzsch, Kepala Ekonom Creditreform, dalam pernyataan resminya, mengutip TRT World, Selasa 1 Juli 2025.

Baca Juga: Parenting Cerdas di Era Serba Cepat, Tantangan dan Solusinya

Ia menyebutkan, peningkatan angka kebangkrutan ini mencerminkan tekanan akut yang dihadapi sektor usaha akibat kombinasi beberapa faktor.

Seperti melemahnya permintaan domestik dan ekspor, biaya energi dan bahan baku yang meningkat, serta kesulitan akses pembiayaan.

Krisis Likuiditas dan Keterbatasan Akses Kredit

Menurut Hantzsch, banyak perusahaan yang kini berada dalam kondisi likuiditas yang kritis karena cadangan keuangan mereka telah habis terkuras untuk bertahan selama masa krisis. “Kredit menjadi makin sulit didapatkan. Lembaga keuangan semakin ketat dalam memberikan pinjaman karena meningkatnya risiko gagal bayar,” katanya.

Sejak pandemi COVID-19 hingga krisis geopolitik Ukraina-Rusia, ekonomi Jerman terus terpukul. Berbagai stimulus dan program pemulihan belum menunjukkan hasil signifikan.

Baca Juga: Ini Cara PSG Bantu Lyon Hindari Degradasi

Bahkan, data terbaru memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jerman masih berada pada zona negatif selama delapan kuartal berturut-turut, atau secara teknis sudah berada dalam kondisi resesi.

Dampak Meluas ke Tenaga Kerja

Gelombang kebangkrutan ini bukan hanya berdampak pada iklim usaha, tapi juga memukul keras sektor ketenagakerjaan. Creditreform mencatat bahwa sekitar 141.000 pekerja terdampak langsung, baik melalui pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun pengurangan jam kerja. Angka ini naik 6% dibandingkan tahun lalu.

"Mayoritas PHK berasal dari sektor industri besar, seperti manufaktur otomotif, tekstil, hingga konstruksi, yang sebelumnya menjadi tulang punggung ekonomi nasional," ungkap laporan tersebut.

Pemerintah Jerman pun menghadapi tekanan untuk memperkuat sistem jaminan sosial karena lonjakan permintaan bantuan pengangguran dan subsidi kebutuhan dasar.

Baca Juga: SBY Ajak 35 Musisi Ternama Kolaborasi Lagu 'Save Our World', dari Vina Panduwinata hingga Tantri Kotak

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X