Ini Cara PSG Bantu Lyon Hindari Degradasi

KONTEKS.CO.ID - Paris Saint-Germain (PSG) mengambil langkah tak terduga demi menyelamatkan salah satu rivalnya di Ligue 1, Olympique Lyonnais.

Klub asal Paris itu berencana mempercepat pelunasan transfer Bradley Barcola, guna membantu meringankan beban keuangan Lyon yang sedang terancam degradasi administratif.

Langkah ini diambil menyusul keputusan Direktorat Nasional Pengendalian Manajemen (DNGC), lembaga pengawas keuangan klub-klub sepakbola profesional Prancis.

Baca Juga: Transaksi Jumbo Saham Bank Nobu Senilai Rp3,79 Triliun Terkait Masuknya Raksasa Korea Hanwha

DNGC menjatuhkan sanksi kepada Lyon akibat akumulasi utang sebesar 175 juta Euro, yang membuat posisi mereka di kasta tertinggi sepak bola Prancis menjadi genting.

Menurut laporan dari RMC Sport, PSG bersedia mempercepat sisa pembayaran dari transfer Barcola yang dilakukan pada musim panas 2023.

Saat itu, Barcola ditebus dengan nilai total 50 juta Euro, terdiri dari 45 juta Euro biaya pokok ditambah 5 juta Euro dalam bentuk bonus, atau sekitar Rp 948 miliar.

Awalnya, PSG memilih skema pembayaran bertahap. Namun melihat situasi genting yang dihadapi Lyon, mereka siap menyelesaikan seluruh kewajiban finansial secara langsung.

Diharapkan, suntikan dana ini dapat memperkuat posisi Lyon saat mengajukan banding atas keputusan degradasi, sekaligus menunjukkan bahwa kondisi keuangan mereka masih bisa diselamatkan.

Baca Juga: Video Viral Tindakan Intoleran Sekelompok Warga di Sukabumi, Diwarnai Penurunan Papan Salib Besar!

Sejak pindah ke Parc des Princes, Bradley Barcola menunjukkan performa luar biasa. Ia mencatatkan 21 gol dan 20 assist dari 60 pertandingan di semua kompetisi musim lalu.

Keberadaannya di lini depan menjadi kunci bagi PSG dalam meraih seluruh trofi domestik dan menjuarai Liga Champions.

Langkah PSG membantu Lyon ini tergolong langka di dunia sepak bola profesional, di mana rivalitas biasanya mengesampingkan solidaritas.

Namun, dalam situasi luar biasa seperti ini, PSG tampaknya ingin menunjukkan bahwa stabilitas sepak bola Prancis lebih penting daripada sekadar persaingan di atas lapangan.***