KONTEKS.CO.ID - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperingatkan adanya potensi gangguan pasokan pangan ke wilayah Jakarta dan Jawa Barat akibat aksi demo sopir truk ODOL (Over Dimension Over Load) di sejumlah daerah.
Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas, Indra Wijayanto, mengatakan bahwa keterlambatan distribusi sudah mulai dirasakan di lapangan.
Beberapa asosiasi komoditas seperti telur dan cabai mengalami hambatan distribusi dari sentra produksi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Ini isu yang perlu diangkat. Kami sudah menerima surat dari asosiasi pangan terkait keterlambatan distribusi. Ini mulai mengganggu pasokan ke Jakarta,” kata Indra dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin, 23 Juni 2025.
Baca Juga: Barron Trump Raup Rp412 Miliar dari Usaha Kripto Keluarga Trump
Indra menyebut, akar masalahnya adalah implementasi program Zero ODOL yang diatur dalam Permenhub No. 18/2021.
Meski bertujuan meningkatkan keselamatan jalan, kebijakan tersebut menimbulkan tantangan logistik, terutama karena belum adanya solusi alternatif untuk distribusi pangan.
“Peraturannya seharusnya berlaku sejak 2017, tapi terus mundur. Kini saat mulai ditegakkan lagi, muncul efek domino,” katanya.
Sinergi Lintas Sektor Dibutuhkan
Indra menyerukan koordinasi lintas sektor, khususnya antara pemerintah pusat dan daerah, agar pelaksanaan Zero ODOL tidak mengganggu rantai pasok pangan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan target penerapan penuh Zero ODOL pada 2026.
Ia menekankan bahwa penindakan harus menyasar tidak hanya sopir, tetapi juga pemilik truk, pemilik barang, dan industri karoseri yang memodifikasi kendaraan.
“Pemerintah akan memastikan semua pihak dari hulu ke hilir bertanggung jawab. Ini untuk keselamatan rakyat dan ketertiban lalu lintas,” ujar AHY, dikutip dari laman resmi Korlantas Polri.
Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan APBN 2025 Tetap Aman dari Gangguan Perang Israel vs Iran
11.000 Truk Terindikasi ODOL
Korlantas Polri menyatakan bahwa dari hasil sosialisasi yang berlangsung hingga 16 Juni 2025, tercatat 11.000 unit truk terindikasi melanggar ODOL dari total 42.000 unit yang diperiksa.
Artikel Terkait
Kemacetan Dua Hari di Tanjung Priok Lumpuhkan Sistem Logistik Nasional: Ribuan Truk Terjebak, Rantai Distribusi Porak-poranda
Indonesia Menghadapi Tantangan Logistik Besar setelah Stop Impor BBM dari Singapura
Regulasi Baru Logistik! Kiriman Tanpa Izin Resmi Bisa Ditolak, Ini Daftar Barang Terlarangnya!
IHSG Menguat di Tengah Tekanan Bursa Asia, Sektor Transportasi dan Logistik Catat Kenaikan Tertinggi
Danantara Bakal Pangkas BUMN Logistik dan Asuransi: 18 Jadi Satu Perusahaan Besar