KONTEKS.CO.ID - Pasar global langsung bergejolak setelah Amerika Serikat meluncurkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada Sabtu malam.
Respon cepat datang dari bursa energi, dengan harga minyak mentah melonjak tajam saat perdagangan dibuka Minggu malam waktu AS.
Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) melonjak 2,7%, menyentuh kisaran USD 75,80 per barel, sementara Brent—patokan global untuk harga minyak dunia—ikut terdorong naik 2,44% ke level USD 78,88 per barel, mencerminkan kekhawatiran pasar atas ketegangan geopolitik yang memanas.
Baca Juga: Pasar Saham Indonesia Diperkirakan Bergerak Mendatar pada Senin
Kenaikan ini mencerminkan kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah yang kini kembali memanas.
Bursa Saham Tertekan, Dolar AS Menguat
Ketidakpastian geopolitik tak hanya memicu lonjakan harga minyak, tetapi juga menekan indeks saham di Amerika Serikat.
Indeks Dow Jones berjangka terperosok 175 poin atau sekitar 0,4%, disusul pelemahan serupa pada S&P 500 yang turun 0,4% dan Nasdaq yang melemah lebih dalam hingga 0,5%, menandakan pasar mulai gelisah menghadapi tensi geopolitik terbaru.
Baca Juga: IHSG Tertekan, Ketegangan Geopolitik Jadi Penentu Arah Pasar Pekan Ini
Uniknya, dolar AS justru menguat 0,3% sebagai respons atas situasi ini.
Dalam banyak konflik global, dolar kerap menjadi aset aman (safe haven), meskipun sempat diragukan kemampuannya mempertahankan posisi tersebut di tengah kebijakan ekonomi nasionalistik seperti yang diusung oleh pemerintahan sebelumnya.
Bursa Israel Naik Tajam, Keyakinan Pengaruh Serangan Meningkat
Sementara itu, bursa saham Israel justru bereaksi positif terhadap serangan tersebut. Indeks Tel Aviv 125 naik 1,8% dan TA-35 mencetak rekor baru dengan kenaikan 1,5%.
Baca Juga: Heboh 16 Miliar Password Bocor, Tapi Ini yang Justru Harus Kamu Lakukan Sekarang
Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor bahwa tindakan militer AS bisa menekan potensi ancaman nuklir dari Iran terhadap Israel.
Ancaman di Selat Hormuz Bayangi Stabilitas Energi Global
Ketakutan terbesar kini adalah potensi gangguan di Selat Hormuz — jalur penting bagi lalu lintas minyak dunia.
Artikel Terkait
Harga Emas Antam Hari Ini Tetap Tenang, Apakah Ini Sinyal untuk Beli atau Tunggu Turun Lagi?
Nama Bank Jakarta Jadi Merek Dagang Baru Bank DKI, Filosofinya Nggak Main-main
Pemerintah Sudah Salurkan Rp12,59 Triliun untuk Bantu Warga Miskin Punya Rumah Subsidi
IHSG Tertekan, Ketegangan Geopolitik Jadi Penentu Arah Pasar Pekan Ini
Pasar Saham Indonesia Diperkirakan Bergerak Mendatar pada Senin