KONTEKS.CO.ID - Kecelakaan pesawat Jeju Air pada 29 Desember 2024 lalu membuat duka dunia penerbangan. Kecelakaan itu menewaskan 179 orang dan hanya dua kru kabin yang selamat.
Pesawat Jeju Air yang terbang dari Thailand itu membawa penumpang usai liburan Natal. Pendaratan darurat sempat dilakukan di Bandara Muan dan berakhir dengan ledakan yang menghancurkan badan pesawat hingga berkeping-keping.
Ledakan itu terjadi setelah pesawat menabrak penghalang beton yang ada di ujung landasan.
Baca Juga: Sri Mulyani Minta Maaf Terkait Kendala Coretax, Mohon Masyarakat Mengerti Masa Transisi
Penyebab utama kecelakaan masih belum diketahui, namun pakar keselamatan udara sebelumnya sempat membahas jika korban bisa jauh lebih sedikit jika tidak ada struktur tersebut.
Struktur Beton Bandara Muan Akan Dibongkar
Kementerian Perhubungan mengatakan bahwa pihaknya akan menghapus struktur di Bandara Muan.
Setelah pembongkaran, mereka akan segera memasang yang baru yang terbuat dari bahan yang mudah pecah.
Beberapa ahli dan pengamat mengatakan kalau localizer Bandara Muan itu menampung seperangkat antena yang dirancang untuk memandu pesawat dengan aman selama pendaratan.
Namun karena strukturnya kuat, membuat pesawat Jeju Air menghantamnya dengan keras.
Akan ada penyesuaian di bandara Korea lainnya
Pihak kementerian juga akan mendorong penghapusan atau penyesuaian fasilitas serupa di enam bandara di Korea Selatan lainnya.
Baca Juga: Pejabat Denmark Maki Presiden AS Donald Trump Perkara Greenland, Makiannya Kasar
Inspektur keselamatan juga telah mengidentifikasi sembilan dari sistem tersebut perlu diubah.
Termasuk sistem di Bandara Internasional Muan dan Jeju yang merupakan bandara terbesar kedua di Korea Selatan