dunia

Singapura Luncurkan Kapal Perang ‘Battlestar Galactica’, Terbesar di Armada Tempur Negeri Singa: Perlukah Indonesia Khawatir?

Rabu, 29 Oktober 2025 | 13:25 WIB
Gambar hasil komputer menunjukkan Kapal Tempur Multiperan masa depan Singapura yang dikelilingi oleh serangkaian sistem nirawak. (Foto: Kementerian Pertahanan Singapura)

Kapal-kapal baru ini akan menggunakan nama yang persis sama dengan korvet yang digantikannya.

Spesifikasi Kapal Perang MRCV Singapura

MRCV dirancang untuk memiliki jangkauan 7.000 mil laut. Sebuah ruang misi dapat menampung hingga delapan kontainer 20 kaki, yang berarti kapal dapat dengan cepat beralih dari pertempuran ke bantuan bencana, misalnya.

Di buritan terdapat sistem pemuatan dan pemulihan yang menangani kapal-kapal kecil dan kapal permukaan tanpa awak. Sebuah derek melakukan pekerjaan yang sama di sisi kapal.

Drone dan helikopter berukuran sedang memanfaatkan dek penerbangan besar di buritan.

Baca Juga: Dracin Bikin Ketagihan! Fenomena Drama Pendek China Raup Rp132 Triliun, Kini Dilirik Hollywood!

Persenjataan kapal perang ini meliputi meriam angkatan laut Leonardo Strales 76mm, dua stasiun senjata kendali jarak jauh Rafael Typhoon MK 30-c, dan rudal.

Rudal MICA dan Aster menawarkan perlindungan udara, tetapi Singapura belum mengungkapkan rudal anti-kapal apa yang akan dipersenjatai kapal perang tersebut. Namun, kemungkinan besar rudal tersebut adalah rudal Blue Spear dari Proteus.

Teknologi sangat penting bagi kapal-kapal ini, mengurangi kebutuhan awak menjadi kurang dari 100 pelaut. Dalam keadaan darurat, anjungan dapat dioperasikan hanya oleh dua awak.

Kapal perang bergaya baru ini dirancang untuk mengikuti tren kontemporer. Misalnya, sistem distribusi listrik bertegangan tinggi memberi daya pada sistem propulsi listrik terpadu penuh serta sensor dan persenjataan.

Baca Juga: K-Car Pertama BYD 'Racco' Resmi Ditawarkan Seharga Rp200 Jutaan

Chan mengakui bahwa Angkatan Laut Singapura membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan persetujuan atas kapal ini dan persyaratannya.

"Yang kami butuhkan adalah kapal yang dapat terus berkembang sesuai dengan kebutuhan operasional kami," ujarnya. "Inilah cara baru yang kami miliki untuk beroperasi dan bertempur di masa depan."

Selain ST Engineering, program pembuatan kapal ini juga melibatkan Saab yang berbasis di Swedia. Perusahaan ini menyediakan desain kapal dan bertanggung jawab atas perakitan elemen superstruktur komposit.

Lars Kaddik dari Saab Kockums mengatakan kepada Defense News bahwa komposit serat karbon hingga 50% lebih ringan daripada baja, tahan korosi, lebih siluman daripada baja sejenisnya, dan memberikan insulasi untuk peralatan di dalam tiang.

Baca Juga: Prabowo: Selama Ada Pemuda Jujur dan Berani, Indonesia Takkan Pernah Bisa Dikalahkan

Halaman:

Tags

Terkini