KONTEKS.CO.ID - Kapal-kapal perang China melepaskan setidaknya dua tembakan peringatan ke sebuah kapal perusak Pasukan Bela Diri Maritim Jepang.
Insiden yang terjadi pada Juli tahun lalu ini dipicu ketika kapal perang Jepang, Suzutsuki, secara tidak sengaja memasuki perairan teritorial China di lepas pantai Provinsi Zhejiang di timur negara itu.
“Padahal kapal itu telah berulang kali diperingatkan,” kata sumber-sumber diplomatic, mengutip Kyodo, Selasa 12 Agustus 2025.
Baca Juga: SETARA: 6 Kodam Baru Tak Berbasis UU TNI
Suzutsuki bertugas memantau latihan militer China di laut lepas. Langkah langka yang dilakukan oleh kapal-kapal China tersebut menunjukkan bahwa kedua negara tetangga Asia tersebut berada dalam situasi genting yang dapat meningkat menjadi konflik.
Sumber-sumber tersebut mengatakan, peta navigasi elektronik kapal perusak tersebut tidak menunjukkan batas antara laut lepas dan perairan teritorial negara lain. Ini diakibatkan sebuah sakelar tidak dinyalakan dan menyebabkan Suzutsuki memasuki perairan China tanpa disadari awaknya.
Insiden ini membuat kawasan Asia Timur kembali memanas.
Tokyo dan Beijing tidak menggunakan hotline pertahanan mereka untuk berkomunikasi terkait insiden tersebut, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas jalur langsung tersebut dalam manajemen krisis.
Baca Juga: Puja-puji Golkar soal Kedaulatan Energi di Bawah Kepemimpinan Prabowo
Pada dini hari tanggal 4 Juli 2024, Suzutsuki berlayar selama sekitar 20 menit di perairan China, dalam jarak 12 mil laut (22 kilometer) dari Pantai Zhejiang.
“Setelah berulang kali mendesak kapal perusak Jepang tersebut untuk mengubah arah, kapal-kapal China melepaskan tembakan peringatan tepat sebelum Suzutsuki memasuki perairan teritorial China dan satu lagi setelah kapal tersebut melintasi wilayah tersebut,” kata sumber tersebut.
Salah satu sumber menekankan perlunya kapal-kapal perang untuk memastikan peta navigasi mereka menampilkan batas-batas ketika berlayar di dekat perairan teritorial negara lain.
Insiden tersebut memicu protes dari China. Tokyo secara tidak resmi telah memberi tahu Beijing bahwa insiden tersebut disebabkan oleh kesalahan teknis. “Sedangkan kaptennya tidak mengetahui lokasi pasti kapal perusak tersebut berada,” menurut sumber tersebut.
Artikel Terkait
KRI Bung Hatta 370 Tambah Armada Tempur TNI AL, Kapal Perang Buatan Dalam Negeri
Jepang dan Indonesia Lanjutkan Pembicaraan Produksi Kapal Perang Fregat, Proposal Senilai Rp37 Triliun
Jet Tempur, Rudal Canggih, Kapal Perang, Sniper Amankan Prosesi Penguburan Paus Fransiskus: Belum Pernah Terjadi Sebelumnya di Vatikan
PT PAL Pamer Perangkat Lunak Sistem Manajemen Tempur Kapal Perang dan Penangkal Drone
Kapal Perang Multifungsi Terbesar TNI AD Ternyata Didesain oleh Dosen dan Mahasiswa ITS