KONTEKS.CO.ID - Rencana Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, untuk menghadiri KTT ASEAN di Malaysia pada akhir pekan ini mendadak dibatalkan. Keputusan itu diambil setelah Ibu Suri Kerajaan Thailand, Sirikit, meninggal dunia.
Sirikit merupakan istri dari mendiang Raja Bhumibol Adulyadej. Ia wafat pada usia 93 tahun saat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Memorial Raja Chulalongkorn.
Raja Thailand, Vajiralongkorn kemudian memutuskan anggota keluarga Kerajaan Thailand dan seluruh pejabat istana akan menjalani masa berkabung selama setahun terhitung sejak hari wafatnya mendiang ibu suri Sirikit.
Baca Juga: Raja Thailand Ultah ke-73 saat Lagi Perang, Vibes-nya Tetap Mewah, Kok Bisa?
Kabar duka ini membuat jadwal diplomatik Anutin berubah total. Ia semula dijadwalkan menghadiri sejumlah pertemuan penting, termasuk penandatanganan perjanjian gencatan senjata dengan Kamboja yang akan disaksikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Minggu, 26 Oktober 2025.
Namun dengan pembatalan kunjungan tersebut, kehadiran Thailand dalam upacara bersejarah itu kini berada dalam ketidakpastian.
Upacara Gencatan Senjata Terancam Diundur
Juru bicara pemerintah Thailand menyampaikan, pihaknya sedang berdiskusi mengenai kelanjutan upacara penandatanganan gencatan senjata.
“Masih dibahas apakah pejabat lain akan mewakili Perdana Menteri untuk menandatangani perjanjian tersebut,” ujarnya mengutip NDTV, Sabtu, 25 Oktober 2025.
Sebelumnya, Trump dijadwalkan tiba di Kuala Lumpur pada Minggu pagi sebagai bagian dari lawatan diplomatiknya ke Asia. Dalam kunjungan itu, ia akan menyaksikan kesepakatan damai antara Thailand dan Kamboja, dua negara yang sempat terlibat konflik perbatasan berdarah selama lima hari pada Juli lalu.
Fokus Thailand Beralih ke Upacara Pemakaman
Pemerintah Thailand kini mengalihkan fokusnya pada persiapan upacara pemakaman Ibu Suri Sirikit, yang sangat dihormati rakyat Thailand. Kabinet dijadwalkan menggelar rapat pada Sabtu pagi untuk membahas detail upacara kenegaraan tersebut.
Baca Juga: Indonesia Mengamankan Potensi Kesepakatan Halal Senilai Rp9,3 Miliar di Bangkok
Sumber diplomatik menyebutkan bahwa Perdana Menteri Anutin mungkin masih mempertimbangkan untuk berangkat ke Kuala Lumpur pada Minggu, meski peluangnya kecil.