KONTEKS.CO.ID - Presiden Amerika Ser kat, Donald Trump memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk bergerak mendekati wilayah Rusia sebagai respons atas ancaman dari mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.
Trump mengunggah di platform media sosialnya, Truth Social, bahwa ia telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang tepat, untuk berjaga-jaga.
"Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak akan menjadi salah satu contohnya," kecam Trump kepada Medvedev.
Pengerahan pasukan ini dilakukan setelah Medvedev memperingatkan Trump pada Kamis lalu untuk mengingat bahwa Moskow memiliki kemampuan serangan nuklir era Soviet sebagai pilihan terakhir.
Baca Juga: Pesawat Nirawak Rusia Bombardir Kyiv, 18 Tewas dan Ratusan Orang Terluka
Trump tidak mengatakan ke mana kapal selam tersebut bergerak atau menentukan apakah yang ia maksud adalah kapal selam bertenaga nuklir atau bersenjata nuklir.
Belum jelas pula apa dampak pengerahan pasukan itu terhadap armada kapal selam Amerika, yang secara rutin berpatroli di titik-titik rawan dunia, namun intinya pengerahan itu terjadi pada saat yang genting dalam hubungan pemerintahan Trump dengan Moskow.
Trump mengatakan bahwa utusan khusus Gedung Putih, Steve Witkoff sedang menuju Rusia untuk mendesak Moskow menyetujui gencatan senjata dalam perangnya dengan Ukraina dan mengancam sanksi ekonomi baru jika kemajuan tidak tercapai.
Baca Juga: Kesal, Trump Deadline Putin Akhiri Perang Rusia di Ukraina dalam 10-12 Hari ke Depan
Ia baru-baru ini memangkas batas waktu awal 50 hari untuk bertindak menjadi 10 hari, dengan batas waktu tersebut akan berakhir pekan depan.
Unggahan tentang reposisi kapal selam ini muncul setelah Trump, pada Kamis dini hari, mengunggah bahwa Medvedev adalah mantan Presiden Rusia yang gagal dan memperingatkannya untuk berhati-hati dalam berbicara.
Beberapa jam kemudian, Medvedev menanggapi Trump dengan menulis; "Rusia benar dalam segala hal dan akan terus berjalan dengan caranya sendiri,".
Baca Juga: Tetapkan Tarif 25 Persen, Trump Ancam Denda India karena Beli Senjata ke Rusia