• Minggu, 21 Desember 2025

Pesawat Nirawak Rusia Bombardir Kyiv, 18 Tewas dan Ratusan Orang Terluka

Photo Author
- Jumat, 1 Agustus 2025 | 17:03 WIB
Bangunan di Kyiv, Ukraina hancur akibat ledakan bom pesawat nirawak Rusia (Foto: AP Photo)
Bangunan di Kyiv, Ukraina hancur akibat ledakan bom pesawat nirawak Rusia (Foto: AP Photo)

KONTEKS.CO.ID - Serangan pesawat nirawak dan rudal Rusia yang terjadi semalam di ibu kota Ukraina, Kyiv, telah menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia enam tahun, serta melukai 159 lainnya.

Serangan ini mendorong Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk mengecam tindakan Moskow sebagai menyebutnya sebagai tindakan "menjijikkan".

"Serangan Rusia tersebut menyebabkan kerusakan di 27 lokasi di empat distrik Kyiv," ujar administrator militer kota, Tymur Tkachenko mengutip Al Jazeera.

Tim penyelamat hingga berita ini dimuat mencari orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan.

Baca Juga: Kesal, Trump Deadline Putin Akhiri Perang Rusia di Ukraina dalam 10-12 Hari ke Depan

Serangan mematikan terbaru Rusia terhadap Ukraina terjadi setelah Trump pada Senin mengeluarkan ultimatum 10 atau 12 hari kepada Moskow untuk menghentikan invasinya ke Ukraina, yang kini memasuki tahun keempat.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan, Rusia telah menggunakan lebih dari 300 pesawat nirawak dan delapan rudal dalam serangan tersebut, saat ia mengunggah video reruntuhan yang terbakar di media sosial.

Zelenskyy juga mendesak para sekutunya setelah serangan mematikan terbaru untuk mendorong perubahan rezim di Rusia, sebuah skenario yang mustahil terjadi, yang sarat dengan kekhawatiran mendalam bahwa negara-negara Eropa akan berkonflik langsung dengan Moskow.

"Hari ini, dunia sekali lagi menyaksikan respons Rusia terhadap keinginan kami akan perdamaian, yang juga kami rasakan bersama Amerika dan Eropa," tulis Zelenskyy.

Baca Juga: Donald Trump dan Vladimir Putin Bicara di Telepon Soal Perang Ukraina, Presiden AS Kesal, Rusia Ngotot

"Itulah mengapa perdamaian tanpa kekuatan mustahil terwujud. Namun, memaksa Moskow untuk berdamai, memaksa mereka untuk datang ke meja perundingan yang sesungguhnya, semua alat yang dibutuhkan untuk ini ada di tangan mitra kami," tambahnya.

Sementara, Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha mengatakan bahwa itu adalah pagi yang mengerikan di Kyiv.

"Serangan brutal Rusia menghancurkan seluruh bangunan tempat tinggal dan merusak sekolah serta rumah sakit," ujar Sybiha.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X