dunia

Jelang Puncak Haji, Besok Jutaan Jemaah Didorong ke Padang Arafah untuk Wukuf

Selasa, 3 Juni 2025 | 23:01 WIB
Sejumlah jemaah asal Indonesia tengah salat saat prosesi wukuf di Arafah, Makkah, tahun lalu. (MUI)

KONTEKS.CO.ID - Puncak haji sudah mendekat. Besok, Rabu 4 Juni 2025, jutaan jemaah haji akan mulai didorong Pemerintah Arab Saudi menuju ke Padang Arafah, Mekkah.

Begitu pun dengan jemaah haji Indonesia. Kementerian Agama (Kemenag) terus menguatkan konsolidasi data, serta menyusun skema guna memastikan seluruh jemaah berangkat ke Arafah. 

"Kami menyusun berbagai skema mitigasi pergerakan jemaah. Ini demi memastikan seluruh jemaah haji terangkut ke Arafah. Jangan sampai ada yang tertinggal, tercecer, bahkan terabaikan," ungkap Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, di Makkah, Selasa 3 Juni 2025.

Baca Juga: Lapor Pak Budi Arie! 144 Kopdes Merah Putih di Gunungkidul sampai Sekarang Tak Punya Modal

Tahapan Pergerakan Jemaah Haji Menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina

Sementara Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief, mengatakan, tiga skema mobilisasi jemaah menuju Arafah, Muzdalifah dan Mina yang telah disiapkan petugas haji. 

Pertama, skema pergerakan reguler. Dalam skema ini, jemaah diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf. 

Selepas magrib, jamaah diberangkatkan menuju Muzdalifah untuk melaksanakan mabit (menginap). Setelah melewati tengah malam, mereka bergeser ke Mina untuk bermalam mabit hingga 12 atau 13 Zulhijah.

Baca Juga: Mengatasi Memori Penuh di HP Samsung: Tips Ampuh agar HP Tidak Lemot

"Ini (pergerakan reguler) akan diikuti sekitar 67% atau sekitar 136.000 jemaah haji Indonesia," sebut Hilman. 

Skema kedua adalah Murur. Jemaah haji Murur, setelah menunaikan wukuf di Arafah, usai masuk waktu Magrib, bergerak melintasi Muzdalifah (tidak turun dari bus), lalu menuju Mina. Skema ini akan diikuti sekitar 33% atau sekitar 60.000-an jemaah Indonesia. 

"Ketiga, Tanazul. Jamaah haji yang Tanazul adalah mereka yang akan melempar jumrah pada 10 Zulhijah (setelah Wukuf dan Mabit di Muzdalifah), lalu kembali ke hotel, tidak kembali lagi ke tenda Mina. Mereka adalah jemaah yang tinggal di hotel sekitar wilayah Syisyah dan Raudhah," jelasnya. 

Baca Juga: Menkes Budi Benarkan Jumlah Kasus COVID-19 di Indonesia Meningkat, Susul Thailand?

Upaya Mengurai Kepadatan Jemaah Haji

Jemaah Tanazul akan kembali ke Jamarat untuk melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada 11, 12, dan 13 Zulhijah. Skema ini ditargetkan akan diikuti 37.000 jemaah. 

Dua skema terakhir, yakni Murur dan Tanazul, adalah upaya pemerintah untuk mengurai kepadatan di Muzdalifah dan Mina. Kedua skema ini diterapkan, setelah pemerintah melakukan kajian dan didapatkan kesimpulan bahwa hal tersebut tidak menyalahi syariat ibadah haji.

Bagi jemaah lansia, disabilitas, dan memiliki komorbid, diberlakukan Safari Wukuf Khusus. Mereka akan mendapatkan pengawalan tenaga medis, pendamping ibadah, dan hotel transit untuk memastikan tetap bisa menjalankan rukun dengan aman dan layak.

Baca Juga: Tertangkap di Bali, Tiga Warga Negara Inggris Terancam Hukuman Mati karena Menyelundupkan Kokain

Hilman juga mengutarakan, skenario pergerakan jemaah haji Indonesia selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. 

"Pertama, dari Makkah ke Arafah. Pergerakan ini akan dilakukan dalam tiga trip," ungkapnya. 

Pada 9 Zulhijjah atau 5 Juni 2025 seluruh jemaah haji sudah berada di Arafah untuk melaksanakan ibadah wukuf. Setelah itu bergerak dari Arafah ke Muzdalifah. Pergerakan dimulai pukul 19.00 WAS. 

Jemaah dengan skema reguler akan mabit di Muzdalifah. “Dari Muzdalifah ke Mina, jemaah haji akan dilayani bus dengan sistem taraddudi (bolak balik) Muzdalifah - Mina, hingga menjelang subuh," tambahnya.

Baca Juga: Silaturahmi Nasional PP PBSI dan Pengprov, Terungkap Pelatnas Cipayung Kurang Bahan untuk Regenerasi

Usai mabit di Mina, jamaah haji yang mengambil nafar awal dan nafar tsani akan diberangkatkan kembali ke Makkah secara bertahap. 

"Semua pergerakan ini kami sesuaikan dengan kapasitas layanan syarikah dan realitas di lapangan," ujar Hilman.

Dia mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk mendoakan jemaah haji Indonesia. "Agar mereka mendapatkan kekuatan dan kemudahan dalam menuntaskan ibadahnya, dan pulang ke Tanah Air sebagai haji mabrur, yang manfaatnya terasa sepanjang umur, untuk diri, keluarga, dan bangsa," pungkasnya. ***

Tags

Terkini