dunia

Hamas Respons Tukar 10 Sandera dan 11 Jasad dengan 1.111 Warga Gaza yang Ditangkap Israel

Sabtu, 31 Mei 2025 | 23:46 WIB
Ilustrasi perlawanan rakyat Palestina atas penjajahan Israel. Hamas merespons rencana gencatan senjata dari utusan Donald Trump. (pixabay.com)


KONTEKS.CO.ID - Hamas mengklaim telah merespons rencana gencatan senjata yang diajukan oleh utusan Presiden Donald Trump untuk Gaza, tetapi tidak menjelaskan secara rinci apa tanggapannya.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu 31 Mei 2025, Hamas mengatakan, usulannya kepada para mediator – Qatar dan Mesir – bertujuan untuk mencapai gencatan senjata permanen, penarikan menyeluruh dari Jalur Gaza, dan memastikan aliran bantuan kepada rakyat dan keluarga kami di Jalur Gaza."

"Sebagai bagian dari perjanjian ini, sepuluh tahanan Israel yang masih hidup dan ditahan oleh perlawanan akan dibebaskan. Selain pengembalian delapan belas jenazah, sebagai imbalan atas sejumlah tahanan Palestina yang disepakati," kata pernyataan tersebut, mengutip CNN, Sabtu 31 Mei 2025.

Baca Juga: FDA Setujui Vaksin COVID-19 Baru Moderna untuk Lansia dan Individu Berisiko Tinggi

Usulan yang didukung AS dan disetujui Israel mencakup Hamas yang membebaskan 10 sandera Israel dan 18 sandera yang telah meninggal. Ini sebagai imbalan atas 125 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.111 warga Gaza yang ditahan sejak perang dimulai.

Negosiasi menuju gencatan senjata permanen akan segera dimulai pada hari pertama gencatan senjata 60 hari, menurut proposal tersebut.

Ketentuan perjanjian tersebut juga akan memungkinkan bantuan kemanusiaan untuk memasuki Gaza "segera" dan didistribusikan "melalui saluran yang disepakati", termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bulan Sabit Merah, menurut proposal tersebut.

Baca Juga: Lazada Rogoh Kocek Rp1,6 Triliun untuk Pengembangan Perdagangan Berbasis Kreator

Namun, rancangan perjanjian tersebut tidak memuat jaminan intrinsik akan berakhirnya perang secara permanen, tuntutan utama Hamas, atau jaminan bahwa gencatan senjata akan diperpanjang selama negosiasi terus berlanjut.

Sebaliknya, dikatakan Presiden AS Donald Trump berkomitmen bekerja guna memastikan bahwa negosiasi dengan itikad baik terus berlanjut hingga kesepakatan akhir tercapai. ***

Tags

Terkini