KONTEKS.CO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka kemungkinan untuk mengurangi tarif atas China sebagai bagian dari upaya mencapai kesepakatan terkait TikTok.
Trump menyebut langkah ini sebagai strategi agar perusahaan induk TikTok, ByteDance, mau menjual operasinya di AS.
"Mungkin saya akan memberi mereka sedikit pengurangan tarif atau sesuatu untuk menyelesaikannya. TikTok memang besar, tetapi setiap poin dalam tarif lebih berharga daripada TikTok," ujar Trump dalam konferensi pers, Rabu, 26 Maret 2025, seperti dikutip dari CNBC International.
Baca Juga: Ketupat Cepat Basi? Coba 5 Tips Ini Agar Tahan Lama Tanpa Pengawet Kimia saat Lebaran
Seperti diketahui, undang-undang keamanan nasional AS mewajibkan ByteDance untuk melepas kepemilikan TikTok di AS atau menghadapi larangan penuh di negara tersebut. Namun, hingga saat ini, belum ada kesepakatan yang tercapai.
Batas Waktu Bisa Diperpanjang Lagi
Trump sebelumnya telah menandatangani perintah eksekutif yang menunda batas waktu divestasi TikTok hingga 5 April 2025.
Namun, ia tidak menutup kemungkinan untuk kembali memperpanjang tenggat waktu jika kesepakatan belum tercapai.
Baca Juga: Perang Dagang Trump Mengguncang Inggris, Investor Mulai Khawatir
"Kita akan membuat semacam kesepakatan, tetapi jika belum selesai, itu bukan masalah besar. Kita akan memperpanjangnya saja," kata Trump.
Sementara itu, Wakil Presiden AS JD Vance dalam wawancara dengan NBC News awal bulan ini mengindikasikan bahwa negosiasi masih berlangsung.
"Hampir pasti akan ada kesepakatan tingkat tinggi yang menurut saya memenuhi kekhawatiran keamanan nasional kita dan memungkinkan adanya perusahaan TikTok Amerika yang berbeda," ujar Vance.
Baca Juga: Harga Tiket Konser My First Story Jakarta, Paling Murah Rp1 Juta
Sikap Trump terhadap TikTok terus berubah-ubah. Pada Januari 2025, ia sempat menyatakan ingin AS mempertahankan kepemilikan 50% di TikTok melalui usaha patungan (joint venture). Namun, hingga kini, belum ada kejelasan mengenai nasib aplikasi media sosial asal China itu di AS.
Sementara itu, ByteDance belum memberikan tanggapan resmi terkait pernyataan Trump. ***