KONTEKS.CO.ID - Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Kanada semakin memanas setelah Presiden Donald Trump kembali menyuarakan gagasan bahwa Kanada seharusnya menjadi negara bagian ke-51 AS.
Pernyataan kontroversial itu disampaikan Trump dalam konferensi pers di Ruang Oval, Jumat, 21 Maret 2025, di tengah perang dagang yang semakin intens antara kedua negara.
Trump Klaim AS Mensubsidi Kanada
Dalam pernyataannya, Trump mengklaim bahwa AS mengeluarkan USD200 miliar (Rp3.680 triliun) per tahun untuk ‘mensubsidi’ Kanada akibat ketidakseimbangan perdagangan.
Baca Juga: Tak Ingin Dulu Pensiun, Ronaldo Diyakini Menanti Messi Lakukan Hal Ini!
"Kami tidak membutuhkan ekspor mereka seperti mobil, kayu, dan energi. Kanada harus menjadi bagian dari AS dan saya benar-benar serius soal itu," ujar Trump.
Gagasan ini langsung mendapat penolakan keras dari Perdana Menteri Kanada yang baru, Mark Carney, yang menggantikan Justin Trudeau minggu lalu.
PM Kanada: ‘Tidak Akan Pernah, dalam Bentuk Apa Pun’
Dalam konferensi persnya, Carney menegaskan bahwa Kanada tidak akan pernah menjadi bagian dari AS.
Baca Juga: Patrick Kluivert Soroti Penalti Gagal Kevin Diks Usai Indonesia Dibantai Australia
"Kami tidak akan pernah, dengan cara, bentuk, atau wujud apa pun, menjadi bagian dari AS. Identitas nasional dan ekonomi Kanada membuat gagasan Trump tidak dapat dipertahankan," kata Carney.
Carney, mantan gubernur Bank of England dan Bank of Canada, berjanji akan melawan tekanan ekonomi dari AS dengan memperkuat perdagangan dengan mitra lain.
Perang Dagang Memanas
Perseteruan AS-Kanada mencapai titik kritis setelah Ottawa memberlakukan tarif 25% pada impor AS senilai hampir USD30 miliar (Rp495 triliun). Langkah ini merupakan balasan terhadap tarif 25% yang diumumkan oleh Trump.
Baca Juga: Calvin Verdonk Buka Suara Setelah Indonesia Dihajar Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Sebelumnya, Trump sempat mengancam akan menaikkan tarif menjadi 50%, tetapi kemudian menarik kembali ancaman tersebut setelah Kanada mengurungkan rencana menaikkan tarif impor energi AS hingga 25%.
"Ottawa siap berdialog dengan Washington, tetapi hanya jika Kanada dihormati sebagai negara berdaulat," ujar Carney.
Artikel Terkait
Justin Trudeau Sering Di-Bully Donald Trump: Dipanggil Gubernur Kanada hingga Negara Bagian ke-51 AS
Ikutan Jejak Junjungannya, Elon Musk Ikutan Bully Justin Trudeau Mundur sebagai PM Kanada
Profil Malea Emma, Sering Nyanyikan Lagu Kebangsaan AS di Ajang Bergengsi, Pernah Bikin Zlatan Ibrahimovic Terpana
Bocor, Presiden Donald Trump Teken Perintah Eksekutif Pembubaran Departemen Pendidikan AS