KONTEKS.CO.ID – Umat Nasrani di Betlehem bersuka cita. Mereka akhirnya bisa menyalakan pohon Natal setelah dua tahun terakhir “padam”.
Mereka hanya bisa memadukan harapan dengan duka di tengah perang Gaza dan kesulitan ekonomi akibat pengepungan Israel.
Untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir, pohon Natal di Betlehem menerangi langit malam, mengembalikan secercah sukacita ke tempat kelahiran Yesus setelah musim-musim yang dibayangi oleh perang genosida Israel di Gaza.
Baca Juga: Bawa-Bawa Nama Markas Liverpool, Menpar Siap Tancap Gas Genjot Pariwisata Olahraga
Warga Palestina yang menyaksikan penyalaan pohon mengatakan perayaan itu di Manger Square, Betlehem, Tepi Barat, pada Sabtu 6 Desember 2025, memiliki makna ganda: Harapan akan Kelahiran Yesus dan kerinduan akan kebebasan dari pengepungan Israel yang mencengkeram Betlehem dan kota-kota di seluruh wilayah pendudukan.
Di saat yang sama, warga mengatakan, perayaan itu masih redup oleh duka atas jatuhnya korban jiwa dan kehancuran massal di Gaza. Serta kelumpuhan ekonomi Betlehem akibat tekanan Israel yang semakin ketat.
Perayaan tahun ini terbatas pada ritual keagamaan, dihadiri oleh para pemimpin gereja dan pejabat lokal yang berdiri di atas panggung di Lapangan Manger untuk upacara penyalaan pohon yang sederhana.
Ribuan orang berkumpul di alun-alun, menyanyikan himne dan mendengarkan paduan suara bernyanyi – satu-satunya bentuk perayaan yang diizinkan pada saat yang digambarkan banyak orang sebagai perpaduan antara suka dan duka.
Baca Juga: DPR Resmi Sahkan Undang-Undang Penyesuaian Pidana, Berikut Poin Penting yang Perlu Diketahui
Tahun Ini Natal yang Berbeda
“Perayaan tahun ini berbeda dari sebelumnya,” ujar Pendeta Munther Isaac, pendeta Gereja Natal Lutheran Injili, kepada Al Jazeera, mengutip Senin 8 Desember 2025.
“Betlehem didekorasi dengan indah, dan pohon Natal dinyalakan, tetapi ada duka yang mendalam di hati setiap warga Palestina,” ujarnya.
Melalui perayaan ini, sambung dia, warga Palestina mengirimkan pesan ketahanan. “Untuk mengatakan bahwa kami masih di sini, bertekad untuk hidup, untuk menjaga Betlehem sebagai Ibu Kota Natal, dan untuk terus menceritakan kisahnya. Warga Palestina mencintai kehidupan,” tegas Isaac.
Wali Kota Betlehem, Maher N. Canawati, menyuarakan pesan yang sama. Ia mengatakan, pemerintah kota memilih untuk memulihkan lampu Natal kota setelah periode panjang kegelapan dan kesunyian.
Baca Juga: Kejagung Siap Denda Sejumlah Perusahaan Tambang Penunggak Pajak di Sultra
Artikel Terkait
BMKG: Siklon Tropis Senyar Punah, Waspadai MJO di Mandailing Natal dan Sumbar
Tayangan Netflix Desember 2025: Jumbo, The Price of Confession hingga Spesial Natal untuk Maraton Akhir Tahun
Jakarta Pusatkan Pesta Perayaan Malam Tahun Baru 2026 di HI, Pramono Ingin Perayaan Natal Lebih Semarak
Kementerian UMKM Gelar Layanan Pelindungan dan Pemulihan bagi UMKM di Mandailing Natal
Perayaan Natal Tiberias Digelar 2 Hari di SUGBK, Polda Metro Minta Masyarakat Hindari Kawasan Senayan