Kebakaran Gedung Hunian di Hong Kong: Perempuan WNI Ini Pontang-panting Cari Tahu Nasib Kakaknya

Lebih dari 70 orang terluka, menurut Otoritas Rumah Sakit, banyak yang menderita luka bakar dan menghirup asap.

“Saya rasa banyak orang di China merasakan simpati dan empati yang mendalam bagi mereka yang terdampak. Ratusan juta dari mereka tinggal di lingkungan perkotaan yang padat, di gedung-gedung tinggi, mirip dengan yang terbakar di distrik Tai Po, Hong Kong,” ujar Yu.

Direktur Konstruksi Ditangkap atas Dugaan Pembunuhan

Kebakaran dimulai pada Rabu sore pekan ini di perancah bambu dan jaring konstruksi, lalu menyebar ke tujuh bangunan di kompleks tersebut.

Baca Juga: Desain vivo S50 Terungkap, Daftar Geekbench Konfirmasi Snapdragon 8s Gen 3 dan RAM 16 GB

Pihak berwenang menduga beberapa material di dinding luar gedung-gedung tinggi tersebut tidak memenuhi standar ketahanan api, sehingga menyebabkan api menyebar dengan sangat cepat.

Polisi juga mengatakan mereka menemukan styrofoam, yang sangat mudah terbakar, terpasang di jendela di setiap lantai dekat lobi lift di satu-satunya menara yang tidak terdampak.

Tiga pria dari perusahaan konstruksi yang menangani pemeliharaan di lokasi tersebut telah ditangkap atas dugaan pembunuhan.

“Mereka adalah direktur perusahaan dan seorang konsultan teknik – diduga sangat lalai,” kata Eileen Chung, seorang inspektur senior kepolisian.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan! Ratu Belanda Soroti Banyak Pegawai Bank di RI Terjerat Utang Berlebihan

Di tengah kekhawatiran akan keselamatan konstruksi, Kepala Eksekutif Lee mengatakan semua perumahan yang sedang menjalani perbaikan besar akan segera diperiksa. Ia juga mengumumkan rencana untuk menghentikan penggunaan perancah bambu secara bertahap.

Menurut Dewan Industri Konstruksi, terdapat sekitar 2.500 tukang perancah bambu terdaftar di Hong Kong. Sekitar 23 orang tewas dalam kecelakaan terkait perancah bambu sejak 2018.

Alex Webb, seorang insinyur keselamatan kebakaran di CSIRO Infrastructure Technologies di Australia, mengatakan bencana tersebut cukup mengejutkan.

Karena peraturan umumnya mewajibkan bangunan diberi jarak agar api tidak menyebar dari satu bangunan ke bangunan lainnya. "Biasanya, api tidak menyebar ke luar bangunan asal," kata Webb. ***