Meskipun beberapa kasus parah, kebanyakan orang yang terinfeksi mengalami gejala ringan, kata CDC. Sedangkan gejalanya seperti mata merah dan demam.
Mayoritas dari mereka yang tertular flu burung bekerja erat dengan hewan. Terdapat 41 kasus pada orang yang bekerja dengan sapi dan 24 kasus pada pekerja unggas.
Lalu dua kasus lainnya memiliki paparan pada hewan lain yang tidak tercantum dalam CDC, dan dalam tiga kasus, paparan tersebut tidak diketahui.
CDC merekomendasikan agar siapa pun yang bekerja dekat dengan hewan mengenakan alat pelindung diri yang sesuai dan berhati-hati di sekitar kotoran hewan.
Baca Juga: Inara Rusli Tutup Kolom Komentar Medsos Usai Dituduh Selingkuh dengan Suami Wardatina Mawa
Para pejabat juga menyarankan untuk berhati-hati saat membersihkan tempat makan burung atau area lain yang terpapar kotoran burung. Hindari kontak dengan satwa liar yang sakit atau mati.
Departemen Kesehatan Washington juga merekomendasikan vaksinasi flu bagi siapa pun yang mungkin bersentuhan dengan burung peliharaan atau liar.
Meskipun vaksin influenza biasa tidak dapat melindungi dari flu burung, vaksin ini mengurangi kemungkinan seseorang tertular kedua virus sekaligus dan menyebabkan virus flu burung bermutasi menjadi sesuatu yang mudah menyebar di antara manusia. ***
Artikel Terkait
WHO Laporkan Kasus Kematian Pertama Manusia karena Flu Burung H3N8 di China
Penemuan Menakutkan: Flu Burung Bermutasi di China Menimbulkan Ketakutan Munculnya Pandemi Baru
Duh, Inggris Temukan Kasus Flu Burung Pertama pada Mamalia di Sub-Antartika
Perempuan China Meninggal akibat Kombinasi Flu Burung H3N2 dan H10N5
WHO Konfirmasi Kematian Pertama Manusia Akibat Flu Burung H5N2