Menariknya, alkohol yang dilarang dalam Islam, telah lolos dari kecaman mereka. Tetapi mereka telah menuntut pembatasan kegiatan budaya yang mereka anggap "anti-Islam" — termasuk festival musik dan teater, pertandingan sepak bola wanita, dan perayaan layang-layang.
Pemerintah sementara memimpin negara Asia Selatan tersebut menuju pemilihan umum yang diperkirakan akan diselenggarakan pada Februari 2026.
Namun, di fasilitas Darsana yang luas di dekat perbatasan India, mesin-mesin yang berdengung mengisi botol-botol.
Baca Juga: Rupiah Hari Ini Dibuka Melemah ke Rp16.732 per Dolar AS, Apa yang Membuat Nilai Tukar Tertekan?
Merek-merek populer Carew di antaranya, "Imperial Whisky" yang berwarna keemasan dan "Tsarina Vodka" yang disuling dari tebu dengan perasa diimpor dari Belanda.
"Kami tidak pernah menganjurkan siapa pun untuk minum — kami hanya menjual kepada mereka yang sudah melakukannya," tambah Hassan.
Membeli Miras Harus dengan Izin
Membeli minuman beralkohol di Bangladesh memerlukan izin pemerintah. Izin hanya dikeluarkan bagi mereka yang berusia di atas 21 tahun, terutama kepada non-Muslim dan memerlukan resep dokter.
"Alkohol dilarang," kata Hasan Maruf, Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Narkotika, tetapi ia buru-buru menambahkan bahwa ada pengecualian untuk komunitas tertentu.
Baca Juga: Punya Tim Pribadi Usai Keluar Pelatnas, Jonatan Christie Beber Pengaruh Besar ke Performa Turnamen
Termasuk orang asing dan pekerja di perkebunan teh negara itu, di mana minuman keras murah Carew populer di kalangan 150.000 pekerja yang sebagian besar beragama Hindu.
Sekitar 10% penduduk Bangladesh bukan Muslim DANN sebagian besar beragama Hindu.
Tahun ini, hanya divisi gula perusahaan yang mengalami kerugian — dengan pabrik-pabriknya juga memproduksi pupuk, cuka, dan alkohol industri.
Carew menyediakan satu-satunya sumber minuman keras yang diregulasi —di samping pabrik bir terpisah yang memproduksi Hunter, satu-satunya bir di Bangladesh, yang dimiliki oleh konglomerat Jamuna Group.
Baca Juga: Kalender 2026 Sudah Rilis! Begini Cara Unduh Versi PDF
Pedagang ikan, Prince Mamun, 42, mengatakan, ia telah mengonsumsi Carew selama dua dekade. “Lebih murah dan lebih aman daripada merek impor,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia memegang izin dan mengonsumsinya sekitar 20 hari dalam sebulan.
Artikel Terkait
Jemaah Bangladesh Jadi Kloter Pertama yang Tiba di Makkah untuk Musim Haji Tahun ini
Jet Tempur BAF F7 Bangladesh Jatuh Timpa Bangunan Kampus, 19 Orang Tewas
Indonesia dan Bangladesh Resmi Perkuat Aliansi Energi, Dorong Ketahanan dan Transisi Hijau di Tengah Krisis Global
Alfamart Ekspansi ke Bangladesh, Serap Lapangan Kerja Besar
Tenggak Miras hingga Mabuk, Pemuda Rudapaksa Nenek 85 Tahun di Tasikmalaya