• Minggu, 21 Desember 2025

Nenek 73 Tahun Dilantik Jadi Perdana Menteri Sementara, Wanita Pertama Pimpin Pemerintahan Nepal

Photo Author
- Sabtu, 13 September 2025 | 09:24 WIB
Sushila Karki jadi wanita pertama yang dilantik sebagai Perdana Menteri sementara Nepal (Foto: India Today)
Sushila Karki jadi wanita pertama yang dilantik sebagai Perdana Menteri sementara Nepal (Foto: India Today)

KONTEKS.CO.ID - Presiden Nepal menunjuk mantan Ketua Mahkamah Agung, Sushila Karki sebagai perdana menteri sementara dan menjadi wanita pertama yang memimpin pemerintahan negara Himalaya tersebut, menyusul protes keras yang meruntuhkan pemerintahan sebelumnya.

Mengutip AP News, Karki merupakan seorang tokoh populer ketika menjabat sebagai satu-satunya ketua Mahkamah Agung perempuan pada tahun 2016 dan 2017, dilantik oleh Presiden Ram Chandra Poudel di kediaman presiden dalam sebuah upacara kecil yang disiarkan di televisi pemerintah.

Para politisi, pejabat, dan diplomat asing yang diundang dalam upacara tersebut memberikan ucapan selamat kepadanya.

Wanita 73 tahun itu dikenal karena pendiriannya yang menentang korupsi di pemerintahan saat menjabat.

Beberapa anggota parlemen mencoba untuk memakzulkannya pada April 2017, menuduhnya bias, tetapi langkah tersebut tidak berhasil dan pada saat itu dikritik sebagai serangan terhadap peradilan.

Baca Juga: Aplikasi Bitchat Mendadak Populer di Nepal, Jadi Senjata Gen Z Hadapi Pemblokiran Media Sosial

Demonstrasi jalanan yang dimulai Senin di Kathmandu atas larangan media sosial berubah menjadi kekerasan, dengan para pengunjuk rasa menyerang gedung-gedung pemerintah dan polisi melepaskan tembakan.

Meski larangan tersebut dicabut, kerusuhan terus berlanjut karena keluhan yang lebih luas, dengan puluhan ribu pengunjuk rasa menyerang dan membakar parlemen, kediaman presiden, dan bisnis.

Kekerasan tersebut mendorong Perdana Menteri, Khadga Prasad Oli untuk mengundurkan diri pada hari Selasa dan meninggalkan kediaman resminya.

Tentara Nepal menguasai ibu kota pada Selasa malam, dan memulai negosiasi antara para pengunjuk rasa, tentara, dan presiden mengenai pemerintahan sementara. Kekerasan selama seminggu terakhir menewaskan sedikitnya 51 orang.

Baca Juga: Viral Pejabat Nepal Gelantungan di Helikopter Kabur dari Demonstran, Netizen: Cara Koruptor Selamatkan Nyawa

Banyak korban tewas adalah pengunjuk rasa yang tewas akibat tembakan polisi dan beberapa adalah narapidana yang mencoba melarikan diri dari penjara di ibu kota, Kathmandu. Tiga petugas polisi juga termasuk di antara korban tewas, kata polisi.

Militer telah memberlakukan jam malam sejak Selasa malam, dengan penduduk diberi waktu beberapa jam per hari untuk meninggalkan rumah mereka guna membeli makanan dan persediaan sementara tentara menjaga jalan-jalan di Kathmandu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X