"Ini bukti bahwa dana untuk Agenda 2030 sebenarnya ada, hanya tidak jadi prioritas politik. Selalu lebih mudah berinvestasi dalam perang daripada dalam perdamaian,” ujarnya.
Brasil menjadi tuan rumah KTT BRICS untuk keempat kalinya, tetapi kali ini berlangsung di tengah ketegangan geopolitik dunia.
Presiden Lula menyebut sistem kesehatan global sedang diserang, hukum internasional kehilangan wibawa, dan Dewan Keamanan PBB makin tidak relevan.
Ia juga mengkritik keras tindakan militer Israel di Gaza yang menurutnya bersifat genosidal.
Meski menegaskan tidak ada yang membenarkan aksi terorisme oleh Hamas, Lula menyatakan dunia tidak bisa tinggal diam terhadap pembunuhan warga sipil dan penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.
Baca Juga: Tiba di Brasil, Presiden Prabowo Disambut Karpet Merah dan Upacara Kehormatan Militer
Solusi, menurutnya, hanya bisa dicapai melalui pengakhiran pendudukan Israel dan pembentukan negara Palestina yang berdaulat berdasarkan perbatasan 1967.
Lula juga menyoroti konflik lain yang diabaikan dunia internasional, seperti di Haiti.
Ia mendorong penguatan kembali peran PBB di sana, tak hanya dalam keamanan, tetapi juga dalam pembangunan.
Di tengah semua krisis itu, Lula menyatakan BRICS punya peluang untuk membangun model baru tata kelola global yang lebih demokratis dan representatif.
Ia menyerukan reformasi menyeluruh atas Dewan Keamanan PBB, termasuk penambahan anggota tetap dari Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Karibia.
“Ini bukan sekadar soal keadilan. Ini soal kelangsungan hidup sistem PBB itu sendiri,” ujarnya.
Ia menegaskan, penundaan reformasi hanya akan membuat dunia semakin tidak stabil dan berbahaya.
“Itulah semangat yang kami usung dalam 'Call to Action on Global Governance Reform' yang diluncurkan Brasil di bawah kepemimpinan G20,” ujarnya.***
Artikel Terkait
Indonesia Mau Gabung BRICS, Pengaruh AS di Asia Tenggara Akan Meredup
Agam Rinjani Santai Donasi Rp1,5 M Nyaris Dibatalkan VOAA: Brasil, I Love You
Pemerintah Brasil dan Keluarga Juliana Marins Minta Otopsi Ulang, Berpotensi Dibawa Ke Komisi IACHR
Indonesia Siap Investigasi Bersama Brasil soal Kematian Juliana Marins di Rinjani
Iqbal Kaplele dan Vanessa Reba, Dua Anak Muda Papua Akan Tuntut Hak Keadilan Iklim di Forum COP30 Brasil